Sijunjung (SUMBAR).GP - Seluruh Majelis Guru dan siswa-siswi SMKN 3 Sijunjung ikuti agenda Pesantren Ramadhan 1446 H secara bersama-sama di Lapangan Terbuka sekolah setempat, Selasa (11/3-2023) dengan materi tunggal Adab Pergaulan Subang 12 sebagai Warisan Budaya Minangkabau.
Tepat pukul 08.30 wib Pemateri Pesantren Ramadhan 1446 H yakni H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH yang juga sekaligus berjabatan Waketum LKAAM Provinsi Sumatera Barat itu, langsung memegang tangkai pengeras suara dengan ucapan salam berpituah logat Minangkabau itu, menjelaskan bahwa Minangkabau berasal dari kata "Minanga Tamwan" yang berarti pertemuan Dua Hulu Sungai yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan, hal mana masyarakatnya bergaris keturunan Ibu (matriliniel), memiliki Tanah Ulayat dan beragama Islam.
Disamping dalam warisan budayanya Masyarakat Minangkabau itu, selalu menerapkan Adab Pergaulan sehari-hari yang disebut dengan "Sumbang Duo Baleh".
Sumbang tidak berarti salah, tetapi bermakna Buruak Cando dan berdampak jatuhnya harkat dan martabat bagi yang melanggarnya.
Lalu Sang Datuk mengajak seorang siswi sembari mencontohkan bahwa anak Minangkabau akan sangat tersinggung bilamana orang lain memberikan sesuatu kepadanya melalui TANGAN KIRI.
Dari untaian kata-kata Sang Datuk Paduko Alam tersebut, terlihat para peserta pesantren merasa puas, bahkan seorang Pendampingan Satuan Pendidikan (PSP) Cabdin Wilayah V Provinsi Sumatera Barat: SIOHELFI YANTI, M.Pd yang ikut menghadiri acara tersebut, terbersit dengan jelas ucapannya; "Terimakasih Angku Datuak" atas penyajiannya.
Spontan terdengar juga suara Sang Kepala SMKN 3 Sijunjung Ponidi, S. Pd di saat baru saja Nara sumber menyelesaikan penyajian materinya berkomentar "Saya senang dengan gaya penyajian serta vokal Angku Datuak yang menggelegar itu, bahkan disaat saya tugas di SMKN ini, saya bertekad untuk menambah dan membuka Jurusan Baru tentang Budaya Minangkabau, tukas pak Ponidi mengakhiri.
#GP | era.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar