Presiden Prabowo Subianto saat menekan tombol peluncuran Danantara Indonesia bersama Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (24/2/2025).
© Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta(DKI).GP- Presiden Prabowo Subianto meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025).
Peresmian dilakukan setelah penandatanganan tiga aturan hukum sebagai dasar regulasi bagi Danantara.
Ketiganya meliputi Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara, serta Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara.
Penandatanganan dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, disaksikan para pengurus Danantara. Setelah itu, Prabowo meresmikan lembaga tersebut bersama Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Prabowo juga mengajak para mantan wakil presiden, seperti Jusuf Kalla, Boediono, dan Ma'ruf Amin, untuk ikut serta dalam peresmian.
"Danantara Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa kita siap bekerja sama. Indonesia terbuka untuk kolaborasi, bisnis, investasi, dan berbagi kemakmuran," ujar Prabowo.
Aset Awal Danantara Rp 14.670 Triliun
Prabowo mengungkapkan, Danantara mendapatkan suntikan dana awal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana tersebut berasal dari efisiensi anggaran yang menghasilkan lebih dari Rp 300 triliun (20 miliar dolar AS).
Dalam 100 hari pertama pemerintahannya, lebih dari Rp 300 triliun berhasil diamankan sebagai tabungan negara, yang sebelumnya tersendat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja tidak tepat sasaran.
"Kini dana tersebut akan dikelola Danantara untuk diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek nasional. Ini bagian dari industrialisasi dan hilirisasi kita," kata Prabowo.
Total aset awal Danantara mencapai 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.670 triliun. Aset tersebut merupakan gabungan dari berbagai perusahaan BUMN yang dihimpun dalam Danantara. Prabowo menargetkan BUMN Indonesia bisa lebih kompetitif di bawah pengelolaan Danantara.
"Kita akan menginvestasikan dividen BUMN ke industri yang mendorong pertumbuhan jangka panjang. Kita ingin lebih banyak BUMN Indonesia masuk dalam daftar Fortune 100," tegasnya.
Dikelola Transparan, Bisa Diaudit
Prabowo menegaskan, Danantara akan dikelola secara transparan dan bebas korupsi. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi.
"Saya bertekad membangun pemerintahan yang bersih. Saya akan melawan korupsi dengan segala tenaga, tanpa pandang bulu," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar pengelolaan Danantara dilakukan secara hati-hati dan dapat diaudit kapan saja.
"Harus dikelola dengan baik, transparan, saling mengawasi, dan bisa diaudit setiap saat. Ini milik anak dan cucu kita, milik generasi penerus Indonesia," lanjutnya.
Menurut Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, Danantara juga bisa diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasan memastikan, lembaga ini diawasi oleh orang-orang berintegritas, termasuk para mantan presiden RI.
#GP | Sumber: KOMPAS.com | msn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar