Sijunjung(SUMBAR).GP- Seketika Andridol yang berkampung di Nagari Silantai, dihubungi pemandu Ratapan Anak Kampung H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH via WhatsAppnya, Sabtu (25/1-2025) , katanya; sedang berdiri alif di puncak Lontiak Aur Kuniang, Sadang babunta bayang-bayang artinya tepat tengah hari , menatap Bukit Barisan arah puncak Pato Lintau Buo, terkesan malangnya Kabupaten-Ku Sijunjung memiliki Bapak Tiri.
76 tahun sudah usia Kabupaten-Ku: dari 23 orang Bupatinya , 20 orang diantaranya dijabat oleh orang yang berasal dari luar daerah-ku; pantas rupanya tanah kelahiran-ku tidak mendapat belaian kasih sayang penuh dari para pemimpinnya, ditukuk lagi khususnya kampungku yang berada di pedalaman Sumpur Kudus tersebut, dijadikan arena penyuruk-kan dari penyerbuan agresi Belanda tahun 1948/1949 disebut perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), saat itu pulalah Kabupaten-Ku Sijunjung dilahirkan; di Pincuran Tujuh Koto Gadang Tanjung Bonai Aur namanya, tertanggal 18 Pebruari 1949 dalam wilayah Kabupaten Tanahdatar selepas Provinsi Sumatera Tengah dengan Bupati pertama Tan Tuah Bagindo Ratu (Padang Sibusuk).
Tak lama berselang ; tiba pula kejaran tentara pusat terhadap pasukan PRRI 1958-1960 yang juga datang menyelinap ke-pedalam Sumpur Kudus, sehingga sampai kini (2025-red), "Ndak tabangkik luka lai", keluh Andridol.
Begitupun Bupati-Bupati yang pernah memimpin Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, kini BERNAMA Kabupaten Sijunjung, telah silih berganti hingga sekarang sudah yang ke-24, sepertinya Ndak Barubah Cipuik di Obuih do, malang nian punya Bapak Tiri, keluh Andridol mengakhiri ratapannya.
#GP | era.
.jpg "IMG-20231220-WA0017(1)")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar