Tanah Datar(SUMBAR).GP- Ninik Mamak Sungai Lansek Pusek Jalo Pumpunan Ikan Jajaran 7 Koto, Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, KUNJUNGI Batu Tigo Lantak dan Pakuburan Panjang Nagari Tuo Pariangan, terkesan menakjubkan, Minggu (8/12-2024)
Maksud kami berkunjung ke Nagari Tuo tampuak tangkainya Alam Minangkabau itu, agar kami dapat melihat dari dekat dan mendengarkan tutur Tuo Adat tentang gurindam;
"Dari mano titiak palito,
Dari telong nan batali,
Dari mano Ninik Kito,
Dari puncak gunung Marapi,"
ungkap Ketua KAN Sungai Lansek Syafri Antoni Datuak Kayo yang juga mantan wakil Ketua LKAAM Kabupaten Sijunjung masa Bhakti 2018-2023 itu.
Kunjungan yang penuh makna di Nagari Tuo Pariangan dan juga nagari terindah didunia tersebut, yang memakai sistim pemerintahan adat Minangkabau;
"Pisang sikalek-kalek hutan,
Pisang tambatu nan bagatah,
Samo dimakan kaduonyo,
juga memiliki balai nan ampek yakni;
Balai Panjang,
Balai Saruang,
Balai Pasucihan,
Dan Balai Kaciak,
demikian terucap oleh
tutur Syafroni Dt Kayo Ketua KAN Nagari Pariangan di Lt. 02 Nagari setempat.
Lain halnya, setelah media GP menanyakan kesan dan pesan dari seorang pengikut studi tiru yang bergelar Datuak Bandaro Panjang sebagai "Kayu sabatang, Pusek Jalo, Pumpunan Ikan dari Nagari Sungai Lansek, mengutarakan bahwa kunjungan ini adalah perjalanan menelusuri menuju "Tanah Pangkal".
"Dari Nagari Pariangan ini rupanya asal usul nenek moyang dan adat budaya kita berasal sekitar 2300 tahun yang silam," tukuk Bandaro Panjang yang penuh haru.
Kunjungan yang berhikmah itu, dipandu oleh H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH Waketum LKAAM Provinsi Sumatera Barat, sembari berharap semoga Pemangku Adat Nagari Sungai Lansek khususnya, memahami asal usul perjalanan Budaya Minangkabau hingga sampai di Nagari masing-masing pada umumnya, ucap Datuak Paduko Alam mengakhiri.
#GP | era
Tidak ada komentar:
Posting Komentar