Jakarta, GP- Kegiatan awal-awal Pengurus PPWI di hari hari pertama adalah meneruskan pengelolaan media HOKI, yang saat itu posisi Pimpinan Redaksi HOKI dipegang oleh Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke. Di samping media HOKI, seluruh pengurus PPWI ini diaktifkan dalam penerbitan dan pengelolaan media cetak bernama Explore Indonesia (EI). Media ini mengutamakan konten di bidang Pariwisata, Investasi, dan Pelayanan Publik, berdiri sejak awal 2008 hingga akhir 2010.
Sebagai organisasi baru, PPWI belum dapat melakukan banyak hal, terutama juga disebabkan oleh minimnya sumber daya yang dimiliki di awal berdirinya hingga pertengahan tahun 2008. Kondisi ini juga disebabkan oleh faktor domisili Ketum PPWI, Wilson Lalengke, yang saat itu masih tinggal di Pekanbaru, Riau.
Setelah sang Ketua Umum yang merupakan PNS di Kantor Walikota Pekanbaru mendapatkan persetujuan mutasi tugas ke Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), pada Mei 2008, beberapa program kegiatan mulai digagas dan dilaksanakan. Kegiatan 'besar' pertama adalah soft-launching kantor PPWI di Lantai 5 Gedung Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih Nomor 32-34, Menteng, Jakarta Pusat, berukuran 8x5 meter. Kantor dan fasilitasnya ini dapat digunakan berkat dukungan finansial biaya sewa kantor dari Almarhum Bapak Dr. Rizal Ramli.
Bersamaan dengan pembukaan kantor PPWI di Gedung Dewan Pers, PPWI melaksanakan diklat jurnalistik bagi anggota TNI dan umum di kantor tersebut. Empat personil TNI dari Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) mengikuti diklat dimaksud yang dilaksanakan selama dua hari.
Berhubung Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, sehari-hari berkantor di Gedung DPD RI Senayan Jakarta, maka penggunaan kantor PPWI di Gedung Dewan Pers sangat kurang. Jam kerja yang cukup panjang di kantor mengakibatkan intensitas berkantor di Gedung Dewan Pers hampir tidak pernah, kecuali sesekali pada hari Sabtu atau hari libur. Ditambah lagi, umumnya rekan-rekan anggota PPWI, yakni warga yang mulai masuk bergabung ke PPWI, lebih senang berkunjung ke Gedung DPD RI untuk konsultasi atau sekadar silahturahmi dari pada ke Gedung Dewan Pers.
Kegiatan diklat-diklat jurnalistik mendominasi program PPWI sejak awal berdirinya disamping kegiatan sosialisasi organisasi ke berbagai kalangan dan kesempatan. Di tahun 2008, PPWI mengadakan diklat tidak kurang dari enam kali kepada warga di komunitas berbeda, yakni Dispenad, mahasiswa (Universitas Maranatha Bandung, Universitas Jayabaya Jakarta, dan Universitas Negeri Yogyakarta), TNI-AD berbagai satuan tidak kurang dari 300 orang, dan komunitas bisnis Young Enterprise. Di tahun 2007-2008, PPWI juga sempat melaksanakan program bakti sosial dalam bentuk penghijauan lingkungan di Kelurahan Menteng dan penggalangan bantuan banjir untuk warga terdampak di wilayah Matraman, Jakarta Pusat.
Organisasi 'anak' PPWI di daerah yang pertama adalah Dewan Pengurus Daerah (DPD) PPWI Yogyakarta. Penulis super jenius, Supadiyanto, adalah inisiatornya. Bersama beberapa saudaranya yang bekerja di media lokal dan nasional, Supadiyanto menyusun kepengurusan DPD PPWI Yogyakarta. Saat itu, PPWI belum punya bendera atau pataka. Pelantikan pengurus PPWI Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan Bendera Merah Putih pada Juni 2008.
Tahun 2009, kegiatan PPWI sudah mulai beragam. Disamping tetap melaksanakan diklat-diklat, PPWI juga sempat melakukan peluncuran buku karya Ketua DPD PPWI Yogyakarta, Supadiyanto, dan media online yang dikelola langsung oleh PPWI Nasional dengan situs www.pewarta-indonesia.com, di awal tahun 2009. Pada Juni 2009, PPWI menyelenggarakan Lomba Menulis dengan tema 'Surat untuk Presiden dan Wakil Presiden.
(Bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar