Sijunjung (SUMBAR).GP- Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Tanjuang Kecamatan Koto VII Misnihadi Dt Majo Sinaro berserta Wali Nagari Defrizal, S.ST.Par bertekat untuk selalu menerapkan Adat Lamo Pusako Usang dilingkungan Adat salingka Nagari Tanjung Kecamatan Koto VII.
Ungkapan tersebut terbersit seketika Wakil Ketua Umum LKAAM Provinsi Sumatera Barat H Epi Radisman Dt Paduko Alam SH memaparkan materi dihadapan 28 orang peserta pelatihan peningkatan kompetensi Pidato Ninik Mamak dan Bundo Kanduang se-Kenagarian Tanjuang, Senin (23/9-2024) bertempat di Lt 2 Kantor Wali Nagari setempat.
Sang Datuak Paduko Alam dalam wejangannya menitik beratkan kepada Pidato Pasambahan "Siriah Carano".
Siriah Carano adalah kelompok sarana tradisional wajib yang harus dilakukan bilamana masyarakatnya mengangkat acara Adat dan budaya di alam Minangkabau, karena Siriah Carano tersebut adalah salah satu golongan Adat nan Ampek yakni Adat Nan Diadatkan, Ndak lapuak dek hujan,
Ndak lakang dek paneh, Diasak Ndak layua, Di cabuik indak mati.
Justeru kegiatan tradisional apapun bentuknya yang akan dilakukan di alam Minangkabau yang harus disiapkan utama adalah Siriah Carano dan terjamin tata cara pelaksanaannya secara benar.
Perangkat carano beserta isinya : Siriah, pinang, gambir dan sodah adalah memiliki nilai-nilai luar biasa dan istimewa, sembari Datuak Paduko Alam menjelaskan dan mencotohkan pembuatan "Selongsong Siriah" hingga terwujud berupa sekapur siriah dan siap untuk disajikan kehadapan orang yang hendak di tuju.
Acara pelatihan peningkatan kompetensi Pidato Adat di Nagari Tanjuang tersebut dibuka secara resmi oleh Camat Koto VII yang diwakili oleh Kasi Sosial Nurhaida, Str. Kep dan juga tampak hadir sampai acara usai 2 orang Sarjana pendamping Nagari yakni Efite Muliadi dan Dariyan Sukma yang serius mengamati kegiatan ini.
#GP | era
Tidak ada komentar:
Posting Komentar