Sijunjung (SUMBAR).GP- " Menjadi Guru maupun Dosen serta menjadi Jurnalistik merupakan cita citaku sejak kecil," begitu pengakuan Reva Putri Hermanita mahasiswi UNP yang tengah ber-KKN di Desa Kampung Baru, Kecamatan Kupitan.
Gadis asal Provinsi Lampung ini, merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Hermansyah dan Asnita tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama 20 orang teman lainnya di Desa Kampung Baru.
Pernah berprestasi dengan meraih Pendanaan bantuan modal usaha dari kampus,untuk melakukan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) di Kampusnya.
Reva panggilan akrab Alumni SMAN 1 Blambangan Umpu ini, mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) dan di nyatakan lolos di Universitas Negeri Padang (UNP) Padang dan kuliah pada Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sekarang sedang duduk pada semester 4.
Reva yang punya hobi menonton film dan suka makan sate Madura ini, punya pengalaman menarik saat berada di Desa Kampung Baru ini.
Pengalaman yang paling menarik itu, katanya;
Pertama, adalah ketika Reva hadir pada acara takziah malah dapat amplop yang berisi duit, kalau di Lampung orang yang pergi takziah itu yang ngasih amplop berisi uang, bukan tuan rumah yang berduka.
Kedua, pengalaman menarik lainnya Reva jadi mengerti dan bisa mengetaui karakter dari teman-teman anggota KKN, karena Reva baru pertama kali ketemu dengan teman teman yang bergabung dalam kelompok Desa Kampung Baru ini. Ini benar-benar melatih diri masing masing agar tidak mengikuti egonya sendiri sendiri. Kalau tidak punya rasa sabar, bisa bertengkar setiap saat, tapi itulah nikmatnya dapet pelajaran baru untuk saling mengerti, cukup menilai dalam hati sendiri saja, tidak perlu di ungkapkan secara langsung.
Ketiga, adanya rasa respect terhadap ibu Posko dan ibu tetangga depan rumah, karena sangat punya perhatian tinggi terhadap mahasiswa KKN, dibuktikan dengan seringnya mereka memberikn makanan berupa lauk maupun cemilan, sejauh ini kami sangat diterima dengan tangan terbuka dan diperlakukan seperti anak sendiri oleh warga disini.
Keempat, pengalaman Reva yang tidak kalah menarik, hampir setiap tengah malam mati lampu, yang Reva tidur suka paling terakhir, Reva selalu mendengar suara pasir dilempar ke atas genteng atap rumah. Baru baru ini “Rahmi” teman Reva melihat sosok mahkluk hitam yang tinggi besar ketika mati lampu, posisinya tidak jauh dari posisi Reva tidur, lebih tepatnya berada didepan Reva pada pukul 02.00 dini hari.
Kelima, termotivasi menjadi bagian dari Juurnalis, dulu waktu kecil Reva pernah menonton film India yang berjudul “Jab Tak Hai Jaan” disitu ada salah satu peran utama, bernama Akira yang berprofesi sebagi Jurnalis, meliput tentang seorang tentara penjinak bom yang tidak takut mati, kehidupan Akira di film itu terlihat sangat bebas, dia bebas menentukan pilihannya, bebas mengekspresikan dirinya dan dia adalah orang paling ceria di film itu, karena usaha kerasnya meliput berita tentara itu, akhirnya Akira berhasil menerbitkan film dokumenter dan semua orang tau tentang perjalanan hidup seorang “samar” tentara penjinak bom yang tidak takut mati itu. Menurut pemikiran Reva dulu, itu pekerjaan dia keren.
Tapi itu sudah sangat lama kejadiannya waktu Reva masih SD, pemikiran yang sangat dangkal karena hanya sebatas menonton film cita-cita Reva suka berubah-rubah.
Nah kalau sekarang Reva termotivasi masuk dunia Jurnalistik itu, karena sekarang Reva belum bisa berbuat sesuatu yang membanggakan baik itu untuk Reva ataupun orang tua dan abang
Reva.
Reva pernah ngerasa kenapa Reva tidak sepintar teman-teman Reva ? Tidak ada yang bisa di banggakan, namun sejak pertemuan Silaturahmi dan orietasi penulisan artikel dan berita media on line yang difasilitasi Kepala Desa Kampung Baru Jalnibus, Reva jadi tertarik untuk bergabung dengan teman teman jurnalis.
"Adanya nama Reva tertera paling bawah setelah berita itu, sebagai identitas penulis berita, membuat diri Reva tidak terlalu merasa minder lagi, karena sudah punya sedikit ketrampilan yang membuat Reva bahagia," tutupnya.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar