Sijunjung (SUMBAR).GP- Mahasiswa KKN Unand Padang melakukan kunjungan ke salah satu UMKM batik lukis seni ceta bacorak Stasiun Kreasi yang berlokasi di Muaro Sijunjung, Selasa (30/7).
Kunjungan ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa Unand Padang yang ber KKN di Desa Kampung Baru, Kecamatan Kupitan didampingi oleh Kepala Dusun Koto Ateh, Reni Rahim S. Pd
Pada kunjungan ini Kepala Dusun dan Mahasiswa KKN UNAND melihat langsung proses pembuatan batik yang mengkombinasikan tehnik lukis dan cetak.
Proses pembatikan dimulai dari menyiapkan kain dasar yang berwarna putih, kemudian diberi pola melalui lilin panas untuk memblok warna pada kain, kemudian kain tersebut diberi pewarna dengan warna yang diinginkan.
Selama pewarnaan pertama, lilin akan luntur dan menyisakan bagian yang menjadi tempat pewarnaan kedua dengan diberi warna lagi dengan cara disapukan secara bolak balik. Setelahnya kain dikeringkan dan diberi waterglass agar warna tidak luntur.
Karena terlihat menarik dan tidak sabar untuk mencoba, salah satu mahasiswa KKN Caesar Satria Ananda langsung mempraktekan metode pewarnaan ini dengan semangat.
Pemilik UMKM Buk Gus, turut mendampingi dan menjelaskan bagaimana proses pembuatan dari batik lukis nya. Sebuah ciri khas yang dimiliki disini ialah adanya sebuah gambar langsek sebagai ikon Sijunjung.
"Pewarnaan batik yang benar itu harus disapu bolak balik agar pewarnaan nya merata dan tidak belang saat di jemur." ujar buk Gus menerangkan kepada mahasiswa KKN UNAND yang belajar mewarnai kain batik tersebut.
Sebuah kain batik yang baik dapat dicirikan dengan kain yang pola nya sama di kedua sisi. Untuk Pewarnaan kain batik yang memiliki banyak warna perlu dilakukan pengulangan pewarnaan dalam memberikan lilin sebagai penutup warna.
Selain itu, pola yang semakin rumit akan meningkatkan nilai dari kain batik yang dimiliki. Ukuran kain yang dibuat umumnya ukurannya standar untuk dibuat sebagai baju, namun ukuran yang lebih besar juga dapat di request sebelumnya.
"Sering kali pesanan yang didapat berasal dari kantor, ada juga dari organisasi, bahkan workshop yang menarik minat para tokoh-tokoh masyarakat," jelas buk Gus mengenai pemasaran batiknya.
Pembuatan batik memakan waktu yang cukup lama hingga 10 hari dan membutuhkan banyak sumber daya. Namun dengan adanya kunjungan ke UMKM batik ini, diharapkan menjadi motivasi dan inspirasi dalam menjalankan usaha yang menjunjung tinggi nilai nilai kebudayaan.
#GP | Zakiy Maulana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar