Sijunjung (SUMBAR).GP- Jangan pernah banding-bandingkan anak kita. Karena setiap mereka punya keistimewaan masing-masing.
Umar bin Khatab hebat tapi tidak pernah dipilih menjadi panglima perang. Karena basic nya Umar tempramental, maka yang menjadi panglima perang adalah Khalid bin Walid yang tenang dan bisa mengambil keputusan dengan tepat di lapangan karena ketenangannya.
Anak yang cengeng, bisa jadi ia mempunyai potensi perasa. Banyak penulis yang berhasil memfilmkan novelnya karena menyentuh hati audience nya.
Anak yang cerewet, bisa jadi kedepannya ia adalah public relation, dosen, MC ,dll.
Anak yang keras kepala, bisa jadi ke depannya ia adalah pemimpin besar.
Kenakalan, adalah jeritan hati yang belum ketemu jalan keluarnya atau potensi yang belum tampak buahnya.
Ibaratnya pohon yang belum berbuah diberi pupuk dan air yang banyak. Akhirnya busuk. Yang diperlukan adalah kesabaran dengan pupuk yang tepat.
Anak yang suka suudzon, bisa jadi kedepannya menjadi detektif, aparat penegak hukum yang membutuhkan potensi analisa dan kewaspadaan.
Motivasi dari luar atau training sekarang sudah kurang laku. Karena tidak dianggap efektif. Yang sekarang laku adalah motivasi dari dalam diri sendiri.
Apapun yang Allah berikan pada anak kita harus ridha, Karena keridhaan orang tua adalah awal membuka potensi anak-anaknya.
Menyusui bukan sekedar proses memberi nutrisi tapi proses mengajarkan aqidah. Maka jangan disambi, tapi fokus sentuhan ke sentuhan, tatapan ke tatapan, karena proses menyusui adalah transfer pesan dari Rabb kepada ibu kepada anaknya.
Membesarkan anak bukan semata untuk menjadi sarjana, tapi menjadi pembangun peradaban.
Dalam pendidikan agama bukan sekedar sebanyak apa anak paham agama. Tapi sejauh mana mereka semangat belajar agama.
Tugas kita bukan sebanyak apa mengajarkan pengetahuan karena ilmu pengetahuan berkembang terus menerus. Tugas kita adalah menanamkan kepada anak-anak gairah mereka mencari ilmu dan memecahkan permasalahan yang ada di alam semesta.
Kenangan indah dengan orang tua saat kecil, akan terekam dan membekas di ingatan anak-anak di masa depannya. Kalau kita sibuk mendidik anak 0-15 tahun, setelah 15 tahun kita akan menuai senyuman. Jika kita lalai mendidik anak 0-15 tahun, maka kita akan menuai kesedihan.
Jangan menyerahkan anak sepenuhnya ke sekolah. Tapi orang tua harus hands on. Sekolah hanya memberi pengetahuan. Akhlaq adalah tugas orang tua.
Karakter dilahirkan apa dibentuk? Dua-duanya. Ada yang sejak lahir, ada yang dibentuk. Cerewet karakter dari lahir. Disiplin, amanah adalah karakter yang dibentuk.
Setiap anak punya jalan hidup nya masing-masing. Allah memberikan jalanNya , Orang tua bertugas mendampinginya.
Terimakasih banyak kami ucapkan kepada para Ustadz dan Ustadzah, majelis guru, dan pengurus Yayasan Hajjah Siti Khadijah, yang telah memberikan yang terbaik buat anak-anak kami semuanya dalam mendidik, membina dan membentuk karakternya semoga menjadi nilai pahala bagi para guru semuanya.....Aamiin Yaa Rabb.
#GP | Sijunjung | 20 Juni 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar