Oleh : Taufiqqurrahman
Sijunjung (SUMBAR).GP- Perspektif makro dimulai dari analisis makro dan cara berpikir makro. Orang yang terbiasa melihat sesuatu dari cara pandang makro akan faham bagaimana dampak besar dari sebuah perbuatan kecil.
Apa itu makro? Secara sederhana bermakna skala yang besar, luas. Lawannya adalah mikro, Kecil, detil dan dalam konteks tertentu bisa bermakna hal-hal teknis. Perspektif makro adalah cara pandang terhadap dampak sistemik dari sebuah aktivitas mikro. Bagaimana sebuah perbuatan kecil yang dilakukan berulang-ulang dan massive memiliki dampak yang besar, baik dampak positif ataupun negatif.
Karena itu seseorang yang memiliki pandangan makro akan memperhitungkan semua perbuatan kecil yang ia lakukan. Misalnya soal sampah. Kalau orang yang tidak punya cara pandang makro, mungkin akan dengan semena mena membuang sampah sembarangan, karena dia menganggap apalah artinya sampah kecil ini, tak akan merusak apa-apa. Tapi orang yang melihat dari kaca mata makro, dia tahu sebuah sampah kecil yang dibuang sembarangan, jika dilakukan oleh banyak orang, akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius.
Cara pandang makro ini sering menjadi perspektif para aktivis lingkungan hidup. Karena kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar kita adalah akibat perbuatan mikro yang dilakukan oleh banyak orang tanpa memperhatikan akibatnya secara makro.
Sebatang pohon yang kita tebang, mungkin tidak akan tampak berbahaya. Tapi bayangkan dampak makronya jika semua orang menebang pohon dengan semena-mena, maka tanah akan kering, berton ton air tanah akan menguap dan di situasi tertentu akan menyebabkan banjir. Darimana kita bisa memahami ini? Dari perspektif makro.
Perspektif makro dibutuhkan untuk membangun sebuah kekuatan. Tapi tak banyak orang menyadarinya. Seorang kawan mengatakan, apalah pengaruhnya memboikot produk-produk israel? Atau produk yang berafiliasi dengan Israel? Jika saya membeli pasta gigi produk perusahaan yahudi, atau sabun mandi produk u**lever, tidak ada pengaruhnya. Iya. Benar, itu kalau anda sendiri yang melakukannya. Coba bayangkan kalau jutaan konsumen melakukan hal yang sama dengan yang Anda lakukan? Boikot yang dilakukan konsumen bisa membuat sebuah perusahaan bangkrut atau rugi besar. Nah, hanya orang yang punya cara pandang makro yang bisa memahami ini.
Terus apa gunanya bagi kita? Mungkin tak banyak yang menyadari, bahwa membiasakan diri dengan perspektif makro adalah cara untuk membangun "kepedulian" Dalam diri kita. Kepedulian terhadap apa saja..? Kepedulian terhadap alam dan lingkungan, Kepedulian akan perdamaian. Atau kepedulian terhadap hal-hal besar lainnya.
#GP | Sijunjung | 26 Januari 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar