Padang Panjang(SUMBAR).GP- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) kota ini pada minggu kedua Desember 1.237 atau berfluktuasi rendah.
“Komoditas utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, bawang merah dan telur ayam ras,” ungkap Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si saat mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri secara virtual di Ruang VIP Lantai II Balai Kota, Senin (18/12/2023).
Dijelaskan Putra, beberapa kegiatan sudah dilaksanakan guna mengendalikan inflasi, di antaranya pada 2 Desember lalu melaksanakan pasar murah dalam acara Pesta Rakyat Hari Jadi kota (HJK) ke-233. Dengan menyediakan beras, cabai merah, minyak goreng, gula dan bawang merah di bawah harga pasar.
“Kegiatan ini akan dipertimbangkan untuk dilaksanakan kembali sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Diungkapkan, pada minggu kedua Desember, 51 komoditi dengan harga relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada 12 komoditas.
“Dari 12 komoditi yang mengalami fluktuasi, empat komoditas mengalami kenaikan harga. Di antaranya daging ayam broiler naik 2.01 persen, bawang merah 6,35 persen dan bawang putih 2,49 persen. Delapan komoditi lainnya mengalami penurunan harga. Seperti cabai rawit, cabai merah, ikan kembung dan lainnya,” terang Putra.
Ia juga menyampaikan, khusus terong yang menjadi komoditas asli Padang Panjang dan sekitarnya, terjadi kenaikan harga mencapai 75 persen akibat stok yang berkurang. Itu lantaran gagal panen akibat erupsi Gunung Marapi dalam seminggu terakhir yang merusak tanaman petani.
Sementara itu, dalam raker tersebut, dari paparan BPS Pusat terdapat dua daerah di Sumatera Barat yang mengalami kenaikan IPH tertinggi. Di antaranya Kabupaten Solok Selatan dan Limapuluh Kota dengan komoditas andil terbesar di antaranya cabai merah, bawang merah, jeruk dan susu bubuk.
#GP | DF | Shintia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar