Doa Agar Diberikan Husnul Khotimah Sesuai Anjuran Rasulullah Muhammad SAW - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Doa Agar Diberikan Husnul Khotimah Sesuai Anjuran Rasulullah Muhammad SAW

Minggu, Desember 24, 2023

 


Zikir Doa Alhamdulillah Al Quran (Ho/ Tribun-Medan.com)

© Disediakan oleh Tribun-Medan.com


GOPARLEMENT.COM- Inilah doa dan amalan Rasulullah agar wafat dalam keadaan Husnul Khotimah.


Sebagai umat Islam dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar mencapai keadaan husnul khotimah saat meninggal dunia.


Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar umatnya mendapatkan husnul khotimah (akhir yang baik). 


Dalam doa, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk membaca: 


Allahummaj'al khayra 'umri akhirahu, wakhaira 'amali khawatimahu, wa khaira ayyami yauma al-qaka.


Artinya:


Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat). (HR Ibnu As-Sunni).


Adapun bacaan doa meminta agar meninggal husnul khatimah terkandung dalam Al Quran Surat Ali Imran yaitu:


Rabbana innana sami'na munadiyay yunadi lil-imani an aminu birabbikum fa amanna rabbana fagfir lana zunubana wa kaffir 'anna sayyi`atina wa tawaffana ma'al-abrar.


Artinya adalah:


“Ya Rabb Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan Rasulullah) yang menyeru kepada iman (yaitu): “Berimanlah kalian kepada Rabb kalian!”, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa besar kami, hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 193)


Perbedaan Arti Husnul Khotimah dan Khusnul Khotimah


Ketika ada orang yang meninggal dunia, selain mengucapkan kalimat belasungkawa dan turut berduka cita, kita juga biasanya menambahkan selipan doa.


Seperti:  “Innalillahi wa innailaihi rojiun. Turut berduka cita, semoga almarhum husnul khotimah dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.”


Ketika mendengar kabar duka, pasti kalian kerap mendengar umat muslim mengucapkan kalimat tersebut bukan?


Selain mengucapkan rasa duka kepada keluarga yang ditinggalkan, kita juga mendoakan agar mereka yang meninggal dunia dapat husnul khotimah.


Jika mengartikan Husnul khotimah ke dalam bahasa Indonesia, maka berarti akhir yang baik.


Tentu semua orang ingin meninggal dunia dengan keadaan sebaik-baiknya agar mendapat rida dari Allah SWT.


Meskipun kita tidak tahu bagaimana cara kita meninggal dunia nantinya, sebagai manusia kita bisa berusaha agar dapat husnul khotimah. 


Lantas, manakah yang benar husnul khotimah atau khusnul khotimah?


Berikut ulasan selengkapnya mengenai perbedaan antara arti kata husnul khotimah dan khusnul khotimah.


Sekilas kata husnul khotimah dan khusnul khotimah dianggap sama saja, sehingga tak jarang sebagian orang menulisnya tanpa memikirkan artinya.


Padahal arti dari kedua kata di atas sangatlah berbeda jauh dan berbanding terbalik.


Bahkan kita yang keliru dan salah menuliskannya pun berniat mendoakan yang baik, malah berujung buruk.


Khusnul memiliki arti hina, sedangkan husnul memiliki arti baik.


Hal ini tentunya membuat kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan pada seseorang, terutama jika pesan tersebut disampaikan dengan tulisan.


Arti husnul khotimah adalah meninggal dalam keadaan yang baik.


Sementara arti khusnul khotimah adalah meninggal dalam keadaan hina.


Jangan sampai kita salah dalam mengucapkan atau menuliskan kata-kata ini, karena artinya tentu akan menjadi berbeda.


Selain itu, terdapat amalan agar seorang muslim meninggal dalam kondisi husnul khotimah?


Dikutip Bangkapos.com, Ustadz Buya Yahya dalam tausiyahnya menyebut, jika seseorang ingin meninggal dunia secara husnul khotimah, di antaranya mendekatkan diri kepada Allah SWT selama hidup di dunia, berlaku baik, dan tidak sombong.


1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT


Buya Yahya menegaskan tidak ada seorang pun tahu kapan dan bagaimana ajal menjemput dirinya maupun orang lain.


Maka dari itu katanya, kata Buya Yahya, umat muslim harus berprilaku baik dengan menjalankan perintahnya serta selalu mendekatkan diri pada sang pencipta.


Menurut Buya Yahya, sang pencipta akan memberikan petunjuk kepada siapapun yang dikehendakinya jika ajalnya telah tiba.


Allah juga bisa dengan mudah membalikkan hati seorang hamba jika sudah dikehendaki-Nya.


Maka dari itu katanya agar selalu menjaga sikap dan prilaku dalam segala hal.


Ia juga menyarankan agar selalu berdoa dan berharap meminta pertolongan sang pencipta.


Amalan mendekatkan diri dengan Allah SWT bermacam-macam, di antaranya mengerjakan sholat lima waktu, zikir, berdoa, rajin sedekah dan lain sebagainya.


2. Berlaku baik


Buya Yahya mengatakan, sesorang akan meninggal berdasarkan kebiasaannya waktu hidup.


Kalau kebiasaanya waktu hidup penuh dengan kemaksiatan, maka ia akan menemukan ajalnya dengan kemaksiatan.


Begitu pula jika orang membiasakan hidupnya dengan kebaikan maka ia akan meninggal dengan kebaikan.


"Tapi sebetulnya apapun itu kita tidak tahu bagaimana ajal kita, akhir hidup kita, maka dari itu sibuklah untuk berbuat baik," kata Buya Yahya.


3. Jangan sombong


Hal lain yang harus dilakukan kaya Buya Yahya adalah tidak sombong.


"Kalau anda sudah meyakini bahwa bagaimana ajal menjemput nantinya, maka dia akan selalu berhati-hati. Dia tidak akan mudah menyombongkan dirinya sendiri,"


"keyakinanmu saat ini, imanmu saat ini tidak akan mustahil bisa berubah suatu ketika nanti, maka jangan sombong,"


"kamu mengaku beriman saat ini, kuat keimananmu bukan hanya sekedar beriman dengan mulut tapi juga di hati, amalnya juga itu bukan berati tidak akan berubah karena sang penciptalah yang merubah hati hamba," kata Buya Yahya.


#GP | Sumber: Tribun-medan.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS