Padang Panjang(SUMBAR).GP- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) kota ini untuk minggu ketiga November berada pada angka minus sebesar 3,680% atau berfluktuasi sedang.
Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, usai mengikuti Rakor Evaluasi Inflasi Bersama Kemendagri via Zoom Meeting, Senin (20/11/2023) menyebutkan, adapun komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini yaitu cabai merah dan bawang merah yang tengah mengalami kenaikan.
Putra mengungkapkan, pada minggu ketiga ini secara umum harga 51 komoditi relatif stabil. Namun fluktuasi terjadi pada 12 komoditi, dan juga ada 10 komoditas yang mengalami kenaikan harga serta tujuh komoditas mengalami penurunan harga.
“Komoditas utama yang mengalami kenaikan harga yaitu, gula pasir sebesar Rp1.000 (5,88%), daging ayam broiler Rp125 (0,51%), cabai rawit Rp625 (0,90%), cabai merah Rp7.000 (10,09%), bawang merah Rp125 (0,40%), kacang kedelai Rp250 (1,89%) dari harga biasanya,” ungkapnya.
Sedangkan untuk komoditas utama yang mengalami penurunan harga, lanjut Putra, di antaranya beras kualitas I sebesar Rp125 (-0,73%), beras kualitas II sebesar Rp188 (-1,16%), beras kualitas III Rp375 (-2,44%) serta bawang putih Rp500 dari Rp34.125/kg menjadi Rp33.625/kg.
“Namun demikian juga ada komoditas utama lain yang relatif stabil. Di antaranya, daging sapi Rp142.500/kg, telur ayam ras Rp28.000/kg, minyak goreng curah stabil pada harga Rp15.000/kg serta ikan kembung Rp65.000/kg,” lanjutnya.
Untuk pengendalian inflasi, tambah Putra, pihaknya juga akan merancang Gerakan Tanam Cabai di pekarangan dan di KWT-KWT (kelompok wanita tani-red) yang aktif dengan memperhitungkan masa tanam. Agar produksi cabai di Padang Panjang dapat berkesinambungan. Derta Pemanfaatan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk upaya pengendalian inflasi.
“Kita juga mendorong operasi pasar setiap Jumat khususnya di Pasar Pusat Padang Panjang. Termasuk juga Warung Sembako murah. Serta keberlanjutan kerja sama Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) dengan Bulog dan Koperasi Serambi Mekkah. Kalau bisa outlet operasi pasar juga ditambah oleh Disperdakop UKM bekerja sama dengan OPD lain,” ungkapnya.
Dikatakan, salah satu faktor dari kenaikan harga komoditas cabai merah yaitu pasokan hasil panen yang menurun akibat dampak El Nino. Untuk itu pihaknya mengimbau masyarakat agar mencari barang substitusi untuk cabai merah, seperti mengonsumsi cabai hijau, bon cabai dan sejenisnya,
Turut hadir pada rakor tersebut, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Forkopimda, dan OPD terkait.
#GP | DF | Rifki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar