Padang Panjang(SUMBAR).GP- Tingkat inflasi nasional pada Oktober lalu lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Persentasinya 2,56% yoy (year of year), sedangkan secara bulanan terjadi inflasi 0,17% mtm (month to month).
Sedangkan di Kota Padang Panjang, berada pada angka 2,30% yoy. Secara bulanan terjadi deflasi -0,06% mtm.
Hal ini mengemuka dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (06/11/2023) yang diselenggarakan Kemendagri secara daring. Kegiatan ini diikuti Asisten II Setdako, Ewasoska, S.H bersama beberapa instansi terkait di ruang VIP Balai Kota.
Secara nasional, komoditi utama yang mempengaruhi perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sampai minggu I November ini yaitu cabai merah, beras, cabai rawit, gula pasir dan bawang merah. Sebanyak 69 kota mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi.
Di Padang Panjang, ungkap Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, IPH berada pada angka 2,367 atau berfluktuasi sedang. Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, udang basah dan bawang merah.
"Secara umum harga-harga 51 komoditi relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada 12 komoditi, dengan rincian tujuh komoditas mengalami kenaikan harga dan lima lainnya mengalami penurunan harga," jelasnya.
Ditambahkan, komoditas utama yang mengalami kenaikan harga, cabai merah naik sebesar Rp6.500 (12,59%) dari Rp51.625 menjadi Rp58.125/kg. Bawang merah naik sebesar Rp875 (4%) dari Rp21.875 menjadi Rp22.750/kg.
Dalam rakor tersebut, 34 daerah menerima insentif fiskal kinerja dalam pengendalian inflasi daerah periode III-2023 dari Pemerintah Pusat.
#GP | DF | Andes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar