Sijunjung (SUMBAR).GP- Di Desa Kampung Baru Kecamatan Kupitan ada tiga Bukik yang tersohor, Bukik Ponggang, Bukik Juabanyak dan Bukik Iban.
Ketiga Bukik tersebut biasa dilakukan sebagai tempat berkaul (Bakaua) adat bagi masyarakat setempat dengan kategori bakau besar, menengah dan bakau kecil.
Menurut penuturan Kepala Desa Kampung Baru Jalnibus, S.Pd.MM beda ketiga lokasi Bukik tampek bakau tersebut adalah :
1. Bakau di Bukik Ponggang.
Bakaua di Bukik Ponggang itu termasuk tipe Bakaua Godang, melibat masyarakat secara keseluruhan. Ternak yang disembelih harus binatang kerbau yang bobot dagingnya lebih kurang 200 Kg, karena seluruh anak kemenakan yang terdiri dari 4 suku terlibat hadir semuanya.
2. Bakaua di Bukik Juabanyak.
Bakaua di Bukik Juabanyak ini kategori menengah, ternak yang disembelih hanya seekor kambing atau beberapa ekor ayam saja. Kali ini Kamis, 12 Oktober 2023 nanti sore sesudah asar, ada 25 ekor ayam yang akan dipotong dicampur dengan "umbuik batang pisang" dimasak di lokasi atau di suatu tempat saja, setelah masak nanti, dijadikan sambal (menu) utama waktu makan bersama, sedangkan masyarakat yang terdiri dari anak kamanakan mambaok rantang yang isinya nasi putiah, snack, sayur dan buah, jumlah yang hadir sebagian masyarakat saja, tidak sebanyak yang di Bukik Ponggang.
3. Bakaua di Bukik Iban.
Bakaua di Bukik Iban ini bakaua kategori kecil, dengan memotong beberapa ekor ayam, dimasak dilokasi , anak kemenakan mambaok rantang juga, tapi tidak seramai yang di Bukik Juabanyak dan Ponggang, jumlah masyarakat yang hadir hanya bagi masyarakat yang bertani sekitar lokasi tersebut Bukik Iban saja.
Khusus untuk kegiatan Bakaua di Bukik Juabanyak, sore Kamis (12/10/2023) dilakukan pukul 16.00 wib selesai shalat asar, di hadiri oleh Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Tokoh Masyarakat, Pemuda dan Bundo Kanduang serta Undangan lainya.
Kegiatan di Bukik Juabanyak, proses awalnya Bakaua ini dimulai dari adanya kesepakatan yang yang dilakukan oleh anak kamanakan yang akan turun kasawah, setelah disampaikan pada Mamak dan disepakati oleh Ninik Mamak dan tokoh masyarakat kapan hari "H" nya akan pelaksanaannya.
Pada proses pelaksanaan hari "H" Bakaua itu, tokoh tokoh Ninik Mamak , Alum Ulama dan Cadiak Pandai serta Bundo Kanduang datang ke lokasi tersebut, membawa ternak yang akan di sembelih, setelah di sembelih di lokasi di masak di suatu tempat, setelah sholat Ashar seluruh masakan tersebut di bawa oleh Bundo Kanduang dan Pasumandan ke Bukik Juabanyak. Selanjutnya dilakukan proses Bakaua sesuai dengan tupoksi "keninik mamakan"
Pelaksana kegiatan Bakaua dilapangan sesuai dengan tupoksi, gonggam bauntuak Buek bapakai, yaitu unsur dari Ninik mamak dan Alim Ulama.
Kemudian diakhiri dengan pembacaan doa dan makan bersama, pertanda acara turun kasawah sudah dimulai. Pada kesempatan tersebut anak dan kamanakan menyepakati secara bersama terkait dengan bonieh yang akan ditanam serta kapan dimulainya acara turun kasawah.
Kegiatan bakau itu dipandu protokol Aljasri Khatib Bungsu, dan memberikan pengarahan Kepala Desa Kampung Baru Jalnibus serta tahlil dipimpin oleh Syafrizal Johanes Pandito Sulema dan khatam oleh H Nasrun Pokieh Sampono dan doa dipimpin oleh Aljasri Khatib Bungsu selanjutnya makan bersama.
Kegiatan Bakaua sore ini dihadiri lebih kurang 120 kaum muslimin dan 100 orang bundo kanduang dan kaum muslimat.
Di Bukik Juabanyak ini ada sebuah "Kuburan Keramat" yang diperkirakan sudah berumur lebih kurang 200 tahun lalu atas nama Inyiak Talayang Kampung Bonau Suku Sikumbang Gadang, hari ini masih ada kaum beliau di Desa Kampung Baru.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar