Padang Panjang(SUMBAR).GP- Minggu kedua September, komoditas beras dan gula mengalami kenaikan harga secara nasional. Hal ini terungkap saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (18/09/2023).
Rakor diikuti secara virtual di Ruang VIP Lantai II Balai Kota oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdako), Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Forkopimda, BPS dan Kepala OPD terkait.
Disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, hingga minggu kedua beras terus mengalami kenaikan harga. Terjadi kecenderungan peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras dibanding minggu sebelumnya.
Begitu juga gula pasir, dalam dua bulan terakhir kembali menunjukkan peningkatan, meskipun tidak memberikan andil yang signifikan. Kewaspadaan kenaikan harga gula pasir berlanjut pada bulan ini, akibat penghentian ekspor gula oleh India.
Pemerintah Daerah juga diharapkan dapat meningkatkan cadangan pangan, dengan melakukan Gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (Sigap) serentak di seluruh Indonesia mulai Senin (25/09) depan. Juga diimbau Dinas Pertanian se-Indonesia agar mempercepat penyerapan dana dekonsentrasi untuk upaya penanganan pangan.
Sementara, di Padang Panjang Kepala Bagian Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, mengatakan, Dalam mengendalikan inflasi di Kota Padang Panjang minggu kedua September, Pemko terus melakukan upaya. Di antaranya pengendalian hama tikus oleh Dispangtan (Dinas Pangan dan Pertanian). Menyukseskan penyaluran cadangan beras, digitalisasi pendataan penggilingan padi dan stok beras. Serta meninjaklanjuti hasil koordinasi dengan Bulog dan Gerakan Stop Boros Pangan, sebutnya.
Disamping itu, Kepala Dispangtan, Ade Nafrita Anas, M.P menyebutkan, pihaknya akan melakukan edukasi kepada 500 siswa Sekolah Dasar (SD), dengan memberikan kudapan selama dua bulan dalam 20 kali pemberian pada akhir September.
"Di antaranya di SD 10 Padang Panjang Timur (PPT) Kelurahan Ganting, SDN 11 PPT (Koto Panjang), SDN 12 PPT (Ngalau)," ungkapnya.
Selain itu, memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang makanan bergizi dan sehat serta seimbang.
"Pemilihan sekolah ini karena daerah itu termasuk daerah kerawanan pangan tingkat rendah, berdasarkan peta kerawanan pangan," tuturnya.
#GP | DF | Shintia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar