Hal itu diungkapkan Tuti Gabaraini, S.Pd seorang Kakak Pembina Gerakan Pramuka Gudep SDN 20 Kumanis, Kwarran Sumpur Kudus, kepada media ini, Rabu (12/7) ketika diwawacarai sehubungan dengan kesan dan pengalamannya yang dia peroleh dari kegiatan Karang Pamitran Nasional.
"Yang pasti kegiatan Karang Pamitran Nasional itu untuk memberikan spirit baru dalam pembinaan Pramuka, menumbuhkan semangat dan kesetiaan sebagai pembina Pramuka kepada Gerakan Pramuka itu sendiri," ungkap Tuti Gabaraini.
Tuti Gabaraini satu dari 12 orang peserta yang berasal dari Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Sijunjung yang tergabung dalam kontingen Kwarda Gerakan Pramuka Sumatera Barat pada Karang Pamitran Nasional itu.
Menurut Tuti panggilan akrabnya, Kakak Pembina Pramuka ini, yang berangkat dari Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Sijunjung itu sebanyak 12 orang terdiri dari, 1 orang dari Kapusdiklatcab, 3 orang kakak Pembina dari Kwarran Sijunjung, 3 orang dari Kwarran Sumpur Kudus , 2 orang dari Kwarran Koto VII, masing masing satu orang dari Kwarran Kamang Baru, Lubuk Tarok dan Kupitan.
Keberangkatan kami ke Karang Pamitran Nasional itu, adalah dari unsur Pusdiklatcab, Pembina Siaga, Pembina penggalang dan Pembina Pramuka penegak, lanjut Tuti.
"Khusus yang dari Kwarran Sumpur Kudus dapat berangkat 3 orang pembina Pramuka yaitu saya sendiri, Vicky Olse, S.Pd dan Milda Yuriati" ujar Tuti Gabaraini.
Dalam arena Karang Pamitran Nasional itu tidak bersifat lomba antar Kwarcab atau Kwarda tetapi hanya berbagi rasa, ilmu dan pengalaman dalam membina kepramukaan sesama pembina Pramuka se Indonesia.
"Dengan mengikuti kegiatan ini, tentunya ilmu dan ketrampilan kita dalam kepramukaan menjadi bertambah, dengan sistem berbagi dengan teman teman pembina senior lainnya," ungkap mantan Kepala SD di Kecamatan Sumpur Kudus itu.
"Namun demikian, pihak penyelenggara menyediakan penghargaan untuk kwarda tergiat pada bidang tertentu, seperti permainan tradisional, kuliner, pawai budaya, dan lain lainnya. Untuk Kwarda Sumbar sendiri mendapatkan penghargaan tergiat pada "Pawai Budaya," jelas Tuti
Yang sangat berkesan bagi saya, dari pengalaman selama Karang Pamitran Nasional itu, bisa mengenal budaya dan tradisi serta kebiasaan yang ditampilkan pembina pramuka se Indonesia.
Semua berbaur sesama pembina pramuka se Indonesia, membuat hati ini bahagia dan senang meskipun kita harus tidur ditenda, makan yang bukan dengan makanan yang bukan kita sukai, tetapi semuanya dinikmati saja, kapan lagi kita merasakan atau menikmati masakan daerah lain artinya menjadikan lidah kita jadi lidah nasional.
"Untuk kedepannya, tentu kita akan mengajak teman teman pembina yang ada di kwarran Sumpur Kudus khususnya, atau di Kwarcab Kabupaten Sijunjung umumnya untuk lebih menggiatkan atau menggerakkan lagi kegiatan pramuka di gudepnya masing masing," ucapnya Tuti mengakhiri wawancaranya
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar