Ketika berbincang bincang dengan media diruang kerjanya Puji Basuki, Selasa (4/7) menyebutkan, kegiatan seminar edukasi Perlindungan Cagar Budaya tersebut dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (Bapelbud) Wilayah III Sumbar yang dipimpin Pak Undri, SS.M.Si.
"Kita apresiasi Bapak Undri selaku Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (Bapelbud) wilayah III , yang telah menetapkan Kabupaten Sijunjung bersama 5 kabupaten/ kota lainnya dalam kegiatan edukasi Perlindungan Cagar Budaya, hari ini," ungkap Puji.
Dari panitia bidang registrasi, didapatkan informasi, jumlah peserta Edukasi Perlindungan Cagar Budaya ini 55 orang terdiri dari utusan 8 OPD Kabupaten Sijunjung, Sekretariat Hukum dan HAM Kabupaten Sijunjung, Kantor Camat Sijunjung, Kantor Wali Nagari Sijunjung, Komunitas Budaya/Pokdarwis, Pegiat Budaya, Tim Ahli Cagar Budaya dan 20 orang Juru Pelihara (Jupel)/ Pemilik Bangunan kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Sijunjung.
Menurut Puji Basuki, prinsip utamanya dalam edukasi ini adalah memberikan pemahaman, agar peserta seminar atau masyarakat paham dengan apa itu cagar budaya. Setelah tahu dengan cagar budaya itu, berikutnya harus mengerti pula, kenapa cagar budaya itu harus dilindungi dan harus dilestarikan.
"Cagar budaya jangan sampai dianggap sama saja dengan bangunan lainnya, sebab untuk menjadi cagar budaya itu ada prosesnya, didaftarkan, dinilai dan apabila memenuhi syarat sesuai ketentuan, kemudian ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pihak yang berwenang," tegas Puji.
Cagar budaya itu, supaya bisa berumur lebih panjang, perlu dipelihara, dijaga atau dilindungi sedemikian rupa. Kalau ada yang rusak diperbaiki. Konsep memperbaiki itu pun juga harus diberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat, bukan hanya kepada petugas atau juru pelihara saja.
"Sesungguhnya, kata Puji yang jadi prinsip melestarikan itu adalah mempertahankan keasliannya, merubah boleh tapi sifatnya adaptasi. Adaptasi itu tidak merubah ciri dari yang aslinya, ditukar ini, ditukar itu, diperluas dan lain sebagainya, tidak diperbolehkan," ungkap Puji.
"Mempertahankan keaslian cagar budaya ini sangat penting, supaya generasi-generasi mendatang, atau generasi setelah kita nanti juga bisa mengetahui dan memahami cagar budaya daerahnya," terang Puji.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar