Padang Panjang(SUMBAR).GP- Diprediksi, tantangan inflasi pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Hari Raya Iduladha tidak sebesar Hari Raya Idulfitri.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi, Senin (19/06/2023).
Di Padang Panjang kegiatan rakor tersebut diikuti Sekretaris Daerah Kota (Sekdako), Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, Forkopimda, asisten, kepala OPD, dan Kabag Perekonomian dan SDA, melalui Zoom Meeting di Ruang VIP Balai Kota.
Disampaikan Tito, sebelum memasuki Iduladha, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga akan melakukan Gerakan Pangan Murah serentak secara nasional di 34 ibukota provinsi.
Selain itu, tambah Tito, terkait kebutuhan kurban yang disampaikan Kementerian Pertanian (Kementan) per 26 Mei, proyeksi kebutuhan hewan kurban sebanyak 1.743. 051 ekor atau meningkat 2 persen dari 2022. Potensi ketersediaan hewan kurban 2023 sebanyak 2.737.996 ekor. Sehingga terdapat surplus sebanyak 995.768 ekor. Secara nasional ketersediaan cukup.
"Namun saat ini berdasarkan data Satgas Pangan Polri, mendekati Iduladha terjadi peningkatan permintaan hewan kurban. Sementara, masih terjadi kasus penyakit ternak di 17 provinsi. Ini perlu pengawasan yang cukup intens agar hewan kurban bebas dari penyakit," ujarnya.
Tito mengharapkan agar Pemerintah Daerah sebelum memasuki Iduladha untuk tetap melakukan pengawasan ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan sampai ke pengecer. Serta melakukan pengawasan terhadap hewan kurban.
Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, menyampaikan, Di Padang Panjang, terkait Gerakan Pangan Murah yang akan digelar Bapanas, Sumatera Barat termasuk Padang Panjang belum masuk dalam provinsi yang mengajukan permintaan.
"Prinsipnya tidak ada komoditi yang langka dan naik terlalu tinggi di Padang Panjang. Kita malah sedang berupaya membantu petani yang komoditinya melimpah di pasar, contohnya cabai merah. Kita
membantu mencarikan jalan keluar agar produksi mereka terserap di pasar dan tetap untung," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Padang Panjang, Indeks Perkembangan Harga (IPH) untuk minggu kedua Juni ini, adalah 0,910 atau terjadi sedikit kenaikan. Komoditi utama yang berkontribusi untuk kenaikan ini adalah daging ayam ras, jeruk, dan bawang merah.
Isu pengendalian inflasi Padang Panjang minggu ini adalah realisasi BTT (Belanja Tak Terduga) Kota Padang Panjang minggu lalu masuk dalam 10 terendah nasional.
Lalu, evaluasi kondisi LPG 3 kg pasca operasi pasar. Tindak lanjut hasil audiensi dengan Bank Indonesia dan tindak lanjutnya oleh OPD terkait dan persiapan menghadapi Iduladha.
"Menuju Iduladha ini tentu kita akan lebih intens lagi memantau harga pangan yang ada di Pasar Pusat Padang Panjang," tuturnya.
Sementara itu, Sekdako Sonny menyinggung terkait kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi beberapa hari lalu. Menurut Kadis Perdakop UKM, Jevie C. Eka Putra, M.T setelah melakukan operasi pasar, Pertamina akan menambah pasokan gas LPG 3 kg untuk Padang Panjang.
Namun demikian, Sonny menegaskan agar Perdakop tetap melakukan monitoring ke agen dan pangkalan. Supaya kelangkaan gas ini tidak terjadi lagi dan benar-benar lancar seperti sebelumnya.
#GP | DF | Cigus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar