Padang Panjang(SUMBAR).GP- Kenaikan tiket pesawat menjadi pemicu naiknya inflasi di Sumatera Barat (Sumbar) pada Juni dan diprediksi Juli ini.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P Datuak Marajo saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumbar di Excellent Room Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Selasa (27/06/2023).
HLM tersebut membahas koordinasi strategi pengendalian inflasi menghadapi Iduladha 1444 H dan berbagai potensi risiko ke depan. Serta koordinasi dengan Pertamina dan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sumbar untuk Operasi Pasar LPG 3 kg.
Mahyeldi menyampaikan, harga tiket pesawat pada Juni ini dan Juli nanti sebagai penyebab inflasi disebabkan banyaknya kegiatan di Sumbar seperti Penas Tani, Iduladha 1444 H dan libur sekolah.
Hal lain yang juga perlu diantisipasi adalah dampak El Nino. Beberapa daerah sudah mulai mengalami kekeringan, termasuk di daerah produksi di Sumbar. Untuk mengantisipasi itu, perlu dipetakan ketersediaan pasokan pangan dan kelancaran distribusi.
"Petakan daerah yang surplus untuk ketersediaan pangan guna memastikan kecukupan pasokan. Atasi gangguan transportasi untuk memastikan kelancaran pasokan. Bangun kerja sama dengan daerah-daerah sumber, terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumbar. Kembangkan pertanian organik untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia," ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumbar, Endang Kurnia Saputra mengatakan, Sumbar perlu bersyukur karena inflasinya sudah turun signifikan dan sudah keluar dari 10 besar tertinggi di Indonesia. Dengan 0,38% mtm (month to month), 0,85% ytd (year to date), 4,19% yoy (year of year), Dia optimis tahun ini inflasi Sumbar akan dapat berada pada rentang 2-2,8%.
"Tentu hal ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak, termasuk berbagai gerakan yang sudah dilaksanakan dalam setahun terakhir di seluruh Sumbar," katanya.
Wakil Wali Kota Padang Panjang, Drs. Asrul menyampaikan, Pemerintah Kota sudah melaksanakan upaya-upaya pengendalian inflasi sebagaimana yang diarahkan gubernur dan Mendagri.
Padang Panjang sudah melaksanakan Gerakan Tanam Cabai Merah dan Bawang Merah dengan melibatkan kelompok tani, rumah tangga dan instansi pemerintah seperti Koramil. Gerakan Pangan Murah, pemantauan harga, Warung Sembako Murah (Toko Pengendali Inflasi), pendistribusian bantuan beras, kerja sama dengan Bulog dan sebagainya.
"Kami juga telah mengintruksikan TPID Padang Panjang agar intensif melakukan upaya-upaya pengendalian inflasi untuk memastikan kestabilan perekonomian di Padang Panjang," jelasnya.
Ditambahkan Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, inflasi Padang Panjang mengacu pada kota IHK (indeks harga konsumen) terdekat yaitu Kota Bukittinggi.
Dikatakannya, TPID Padang Panjang melalui Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM bersama Dinas Pangan dan Pertanian melakukan pemantauan pasokan dan harga pangan setiap hari.
Selama Juni ini, sebut Putra, terpantau pasokan bahan pangan penting tersedia cukup di Padang Panjang dengan fluktuasi harga yang tidak terlalu signifikan. Beberapa komoditi malah tersedia melimpah, seperti cabai merah. Termasuk harga beras selama Juni ini juga mengalami penurunan. Baik beras kualitas 1 (Kuriak Kusuik), kualitas 2 (Sokan) maupun kualitas 3.
"Kita setiap minggu melaksanakan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kota Padang Panjang, dipimpin oleh Wakil Wali Kota atau Sekda. Dengan menghadirkan unsur Forkopimda dan OPD terkait," tuturnya.
Kegiatan HLM ini turut dihadiri wali kota dan bupati se-Sumatera Barat, OPD di lingkup Provinsi Sumbar, kepala BPS, kepala BMKG, Bulog, PT Garuda Indonesia. Dari Padang Panjang, selain dihadiri Wawako Asrul dan Putra Dewangga, turut mendampingi Analis Kebijakan, Ade Ikhwan Nur, S.E.
#GP | DF | Cigus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar