Padang Panjang(SUMBAR).GP- Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano mengajak Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang terus terlibat dan berkontribusi membangun kota dengan keilmuan yang mereka miliki. Di samping itu, perguruan tinggi yang melahirkan para seniman ini dapat berkarya untuk dunia.
Hal tersebut dikemukakannya saat silaturahmi Pemko, ISI dan Secata B Rindam I Bukit Barisan (BB) di Rektorat ISI, Rabu (14/06/2023). Turut hadir, Rektor ISI, Dr. Febri Yulika, S.Ag, M.Hum, Komandan Secata B Rindam I BB, Letkol.TNI Yusuf Saud Tanjung, SIP, M.Tr. (Han), sejumlah pejabat Pemko dan jajaran pimpinan ISI.
“ISI tidak untuk Padang Panjang saja, tidak untuk Sumatera Barat, tidak untuk nasional saja, tapi ISI Padangpanjang untuk dunia. Begitu banyak pertunjukan seni ISI tampil di pentas dunia. Bukti pertunjukan nilai budaya seni Sumatera Barat sangat layak dan mendunia,” katanya.
Wako Fadly menyampaikan, apresiasi atas peran ISI selama ini. Dikatakannya, Pemko sangat terbantu dengan ISI, baik secara formal kelembagaan maupun individualnya.
Di antara kontribusi ISI, yaitu saat Kota Padang Panjang menjadi tuan rumah MTQ ke-39 pada 2021 lalu. Pada waktu itu, kesenian orkestra dan teatrikal ISI tampil mengesankan sehingga viral. Bahkan mengundang decak kagum Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P Datuak Marajo.
ISI, lanjut Fadly, juga terlibat diberbagai kegiatan lainnya. Seperti Art Fest, Edu Fair, Temu Penyair Asia Tenggara, Tambo Art, serta upaya mengembangkan Padang Panjang sebagai Kota Literasi Dunia.
“‘Terakhir Pasar Seni yang merupakan inisiasi Pemko bersama Komandan Secata B serta ISI. Pasar Seni merupakan ruang bagi para seniman. Kita ingin Pasar Seni
bukan sekadar pasar yang menjual hasil karya kesenian, melainkan gathering spot seniman di Sumatera Barat. Ini yang perlu kita pikirkan,” sebut Fadly.
Ia berharap ruang seni yang disediakan itu bisa dimanfaatkan mahasiswa ISI. Fadly juga meminta ada MoU terkait Pasar Seni. Ada konsep, SOP yang diterapkan bersama-sama.
Rektor Febri Yulika menyambut baik rencana MoU terkait pengelolaan Pasar Seni tersebut. “Pasar Seni yang dimiliki hendaknya diisi dan dijaga bersama-sama,” ujarnya.
Selain itu, meskipun ada pengembangan Kampus II ISI hingga ke Kabupaten Padang Pariaman, ISI tetap berkomitmen membawa nama Padang Panjang sebagai identitasnya.
“Kami tetap membawa identitas nama kampus ISI Padangpanjang. Kami tidak bisa meninggalkan rahim dan sejarah ISI, nama Padang Panjang akan selalu disematkan,” tuturnya.
Dikatakannya, ISI bertahap menunjukkan kiprah yang signifikan dari ASKI tahun 1965, beralih menjadi STSI, dan hari ini menjadi ISI.
“Visi ISI sesuai dengan visi presiden menciptakan entreprenuer tanpa meninggal seni budaya sebagai basisnya,” ujarnya.
#GP | DF | Harris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar