Ketika diminta komentarnya, sekaitan dengan pelatihan Calon Guru Penggerak (CPG) angkatan 6 yang diikutinya di Kabupaten Sijunjung yang pada hari Ahad (7/5) kemarin telah sampai dipenghujung pelatihan yang dibuktikan dengan lokakarya 7 dengan menampilkan "Panen Hasil Belajar".
"Saya berbahagia sekali dan bersyukur kepada Allah SWT, atas kesempatan mengikuti CGP angkatan 6 yang dilaksanakan Balai Guru Penggerak (BGP) Sumbar ini," ujar Nopa panggilan akrabnya.
Ibu dua orang anak ini diangkat jadi CPNS sebagai Guru Konseling tahun 2020 di SMPN 16 Sijunjung, kini baru berpangkat Penata Muda/ III a , satu satunya dari SMPN 16 Sijunjung yang ikut CGP angkatan 6 Kabupaten Sijunjung ini.
"Mendapatkan kesempatan belajar dalam program CGP ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya," akunya.
Di awal pembelajaran saja, saya mulai disadarkan oleh filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang memberi perumpamaan pendidikan itu seperti seorang petani, ia tak akan dapat menjadikan padi tumbuh sebagai jagung,
selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi seperti cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya.
Artinya pendidikan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari sasaran pendidikan tersebut. Jika yang kita hadapi adalah peserta didik yang introvert maka kita tidak dapat memaksakan motode diskusi untuk mereka, jika yang kita hadapi adalah peserta didik yang kinestetik maka metode ceramah merupakan hal yang sangat membosankan bagi mereka.
Setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda yang menjadikan mereka sebagai seseorang yang unik dan berbeda. Nah keberagaman inilah yang menjadikan pendidikan berwarna yang menjadi tantangan bagi pendidik dalam memberikan tuntunan agar dapat diterima, dapat bermakna, dan berdampak terhadap kehidupannya.
"Saat mengikuti pembelajaran diprogram CGP ini saya mendapatkan jawaban dari tantangan tersebut yaitu melalui pembelajaran "berdiferensiasi" yang merupakan sebuah strategi yang dirancang oleh guru agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam," ujar isteri dari Yudianto Noverman, SH, M.Si yang bekerja di UKPBJ Kabupaten Sijunjung itu.
Dari pembelajaran di CGP ini saya semakin paham, bahwa setiap pendidik harus selalu mengupgrade diri dan mengembangkan kompetensi diri agar menjadi guru idaman dan mengikuti perkembangan zaman karena guru bukanlah malaikat bersayap yang dengan mudah dapat mengubah dan memecahkan permasalahan peserta didik.
"Ternyata seorang pendidik itu perlu belajar, belajar dan belajar. Semangat untuk semua pejuang pendidikan semoga lelahmu menjadi lillah," tutup Nopa mengakhiri penuturannya.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar