Pada kedua waktu yang berbeda tersebut, Sang Datuak Paduko Alam menitik beratkan materinya kepada Sumbang 12 bill khusus terhadap sumbang duduak dan sumbang kurena, karena kedua sumbang tersebut sudah banyak dilakukan oleh generasi anak Minangkabau kekinian.
Misalnya: sudah sering ditemui bahwa anak perempuan bila duduak dilantai seenaknya duduk bersila (baselo) sementara peradaban adat Minangkabau mengajarkan bahwa bilamana perempuan duduk dilantai hendaklah bersimpuh.
Begitupun sudah banyak terlihat lelaki Minang dalam menerima dan memberikan sesuatu kepada orang lain sudah terbiasa dengan tangan kiri, padahal hal tersebut adalah merupakan perlakuan tabu bagi norma adat Minangkabau, tutur Datuk Paduko Alam melalui selulernya tadi malam.
Disisi lain kordinator pesantren Ramadhan tahun ini di SMKN 1 Sijunjung yakni bapak Afrizal,. SPd, MPd dalam komentarnya merasa senang atas materi yang di sampaikan dengan jelas oleh Datuak Paduko Alam dihadapan kami para majelis guru dan siswa secara transparan dan tersimulasi secara langsung.
Tentunya harapan kita semua, semoga norma-norma peradaban adat Minangkabau tetap terjaga dan lestari disepanjang masa, tukuk Mardenis majelis guru pada sekolah tersebut.
# GP | Era | Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar