Ada suatu tradisi yang disebut "Ma anta Sitanggi" yang masih hidup dari dahulu hingga sekarang di Nagari Sibakur. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi rutin yang dilakukan olah anak-anak seusia 5 sampai 10 tahun sehari sebelum memasuki Ramadhan.
Sitanggi yang terbuat dari bahan alami, yakni dari akar-akaran dan daun-daunan yang diracik, selanjutnya dilakukan penjemuran sekitar selama satu pekan dan kemudian dilakukan perendaman dengan air panas.
Air tersebut biasanya dituang didalam gelas kecil, uniknya air tersebut mengeluarkan aroma harum dan wangi, yang dibuat oleh anak itu sendiri pada khususnya anak perempuan.
Satu hari sebelum Ramadhan datang, segenap masyarakat terutama kaum remaja mulai dari pagi sampai siang mengunjungi tempat mandi ke suatu lubuk, sungai dan zaman ini ke objek wisata air terjun "Timbulun 7" untuk mandi yang sering disebut orang dengan "mandi balimau"
Dari pantauan kontributor media Goparlement tadi dari siang pengunjung mandi balimau cukup membludak disaat penghujung bulan Sya'ban di obyek wisata Timbulun Tujuh Sibakur, baik warga masyarakat lokal maupun luar dari nagari Sibakur yang datang mandi balimau.
Setelah pukul 3 sore, kelihatan anak -anak maanta "Sitanggi" yang disuguhkan kepada orang tua , kerabat, dan masyarakat dewasa lain yang ditemuinya, sebagai wadah maaf-maafan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Dan kemudian, para masyarakat umum sorenya sebelum magrib saling berkunjung dan bersilaturahmi, salam salaman atau mengungkapkan saling mohon maaf lahir bathin.
Maanta Sitanggi ini merupakan pertanda bahwa, nanti malam mulai shalat sunat tarwih dan witir, serta besok harinya umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, khususnya berlaku di Nagari Sibakur.
#GP | M.Yota | Herman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar