Ketua FPKS DPRD Kabupaten Sijunjung
Sijunjung (SUMBAR).GP- Jika ditanya, minuman apa yang paling nikmat yang pernah kita rasakan? Mungkin ada yang menjawab, segelas kopi pagi yang dihidangkan oleh istri tercinta. Atau susu premium yang harganya puluhan ribu rupiah segelas. Atau minum jus di Restoran bintang lima.
Tapi sepertinya, bagi yang pernah berpuasa, tidak ada minuman yang lebih nikmat di dunia ini, kecuali minuman yang diminum saat berbuka. Nikmat kopi pagi, akan kalah oleh nikmat kopi saat berbuka. Nikmat susu hari biasa, akan jauh lebih nikmat susu yang diminum saat berbuka puasa. Begitu pula minuman lainnya.
Pertama tentu karena orang berpuasa minum berbuka saat tubuh benar-benar sedang butuh asupan minuman. Sehingga menjadi nikmat tersendiri setelah seharian menahan. Ibarat orang yang sedang kepanasan, jika diberi hadiah selimut, hanya terkesan biasa saja. Namun saat orang sedang menggigil kedinginan, diberi hadiah selimut, menjadi sangat berarti. Minum air putih pun saat berbuka, sangat berarti. Haus terobati, energi terisi kembali. Yang kedua karena berkah yang diberikan Allah, dengan pahala, diampuni dosa dan bertambahnya iman dan taqwa. Berbuka menjadi moment istimewa, bagaikan meneguk air surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
“Bagi orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan: Kebahagiaan ketika berbuka, dan Kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah.” (HR. Muslim)
Apalagi, jika saat berpuasa kita turut memberi makan dan minum berbuka untuk orang lain yang juga berpuasa. Pahala akan semakin berlipat ganda. Puasa mendidik kita untuk peduli terhadap kesulitan yang dirasakan oleh orang lain. Karakter untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada diri sendiri, dididik khusus sebulan penuh selama Ramadhan. Yang jika terjiwai dengan kuat, hari-hari akan lebih indah dengan membantu orang. Bahkan hingga akhir hayat kita masih peduli sesama. Sebagaimana tiga lelaki sejati dalam Perang Yarmuk.
Kala itu pasukan kaum muslimin terdesak oleh pasukan Romawi, melihat itu Ikrimah bin Abu Jahal berinisiatif maju dengan penuh amukan, menerjang pasukan musuh. Awalnya dilarang oleh Khalid bin Walid, tapi tekad Ikrimah untuk menebus dosa jahiliyahnya dengan pahala syahid sangat kuat.
"Biarkan saja aku ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah berlalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan pertempuran. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!"
Ikrimah pun memotivasi yang lain. Ada sekitar 400 orang yang akhirnya bersama Ikrimah menyerbu musuh dengan ganas, merusak Zona kepungan mereka, sehingga akhirnya Romawi terpukul dan kalah.
Di akhir pertempuran, berjejer beberapa mujahid dalam keadaan kritis. Ada Al Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal dan Ayyash bin Abi Rabi’ah. Al Harits meminta minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah seperti lebih membutuhkan. “Berikan lebih dulu kepada Ikrimah”, ujarnya. Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyash juga membutuhkan. “Berikan kepada Ayyash lebih dulu!” pinta Ikrimah.
Saat minum didekatkan kepada Ayyash, dia meninggal dunia. Dan ketika pemberi minum kembali kepada Al Harits dan Ikrimah, keduanya pun telah mati syahid. Hingga di ujung hidup, masih tetap setia mendahulukan saudara. Air minum surga lebih layak untuk ketiganya.
Semoga Ramadhan ini dapat mendidik dan menguatkan jiwa kita lebih peduli terhadap sesama. Karena di bumi Allah yang luas, betapa banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Sebagai jalan amal yang Allah tampakkan untuk kita, agar kelak dapat pula meneguk air telaga Al Kautsar di surga, yang kita tidak akan pernah dahaga selamanya setelah meminumnya.
Selamat Berbuka. Barakallahu fikum.
#GP | Sijunjung | 24 Maret 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar