Krisis Ekonomi Global dan Tantangan Manajemen Resiko Pasar Yang Harus Dihadapi Perbankan Syariah - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Krisis Ekonomi Global dan Tantangan Manajemen Resiko Pasar Yang Harus Dihadapi Perbankan Syariah

Jumat, Februari 17, 2023


Tanah Datar (SUMBAR) GP- Semenjak pertengahan tahun 2019 hingg 2022 awal merupakan perjalanan panjang yang di hadapi semua Negara di dunia termasuk Indonesia yaitu menyebarnya virus Covid-19 yang berasal dari Wuhan China.


Akibat dari menyebarnya virus Covid-19 negara Negara dinunia mengalami krisis ekonomi global termasuk Indonesia di karenakan lamanya penyenbaran Virus Covid-19 tersebut. Demi memutus penyebaran virus tersebut pemerintah melakukan suatu kebijakan seperti lockdown dan work from home serta sekolah online. 


Dengan adanya kebijjakan tersebut tentu berimbas kepada beberapa sektor terutama sektor ekonomi. Terjadinya penurunan pada sector ekonomi tentu akan berimbas kepada dunia perbankan syariah.


Halangan serta bermacam dampak dari memburuknya ekonomi tidaklah sesuatu yang mudah untuk diatasi. diperlukanya analisis dan perencanaa yang konkret agar bank syariah tetap dapat berdiri dengan baik dan kokoh. oleh karena itu dari sisnilah manajemen resiko menjadi suatu yang penting. manajemen resiko juga memiliki beberpa bagian yaitu resiko pasar, resiko pembiayaan,,resiko imbal hasil, dan berbagai resiko lainya. Lalu bagaimana bank syariah menghadapi resiko pasar dalam keadaan krisis ekonomi global?. 


Resiko pasar adalah resiko yang di akibatkan oleh pergerakan harga pasar. resiko pasar dapat menimbulkan kerugian besar di sebuah lembaga keuangan. penyebab resiko pasar yang besar ialah ketika terjadinya inflasi. berdasarkan data perkiraan dari ADB inflasi di Indonesia meningkat dari 3,7% menjadi 4%. inflasi yang meningkat akan mengakibatkan suku bunga naik, yang kemudian membuat hambatan signifikan dalam pertumbuhan ekonmi.


Peningkatan suku bunga akan berpengaruh terhadap seluruh kegiatan investasi di industry perbankan. bahkan untuk bank syariah, yang memiliki system bagi hasil. naiknya suku bunga menjadi penghalang tersendiri karena masyarakan akan lebih memilih mengajukan pembiayaan kepada bank konvensional yang bahkan memiliki bunga besar.


Sehingga akan mengakibatkan terhadap kenaikan inflsikepada bank konvensional dan bng sariah di Indonesia.

Pada perbankan syariah sensitivitas terhadap resiko dapat di ukur dari ketidak stabilan harga komoditas, nilai tukar atau kurs, dan nilai ekuitas. dari alat ukur tersebut, rintangan bagi manajemen resiko perbankan syariah dapat di telusuri satu perstu. 


Perubahan terhadap berbagai macam harga dapat menjadi bagian dari resiko dikarenakan selalu hadir bahwa harga pasar terhadap asset dapat berubah dari apa yang sudah diperkirakan atau di perhitungkan oleh bank syariah.


Saat ini industri perbankan syariah berhadapan dengan resiko pasar dari berbagai aspek. resiko harga komuditas, nilai tukar, dan nilai ekuitas merupakan bagian dari dampak krisis ekonomi global. kurangnya perlindungan nilai dan produk yang terstruktur dengan hukum syariah menjadi rintangan tersendiri bagi bank syariah. untuk memperkecil resiko pasar, bank syariah harus bergerak untuk menjadi pengelolah pasar yang aktif.


Secara garis besar ada dua pembagian resiko pasar yaitu resiko murni dan resiko spekulatif. Salah satu contuh dari resiko murni adalah bencana alam, kerusuhan, ataupun perang dan sebagainya. Resiko murni ini merupakan resiko yang tidak dapat di hindari oleh bank dan bank akan mengalami kerugian yang pasti. sedangkan resiko spekulatif merupakan adanya hasil yang tidak pasti dari kegiatan bank.


Bentuk dari kegiatanya baik berupa kegiatan yang mengungtungkan maupun yang merugikan tergantung kepada asset yang dimiliki.


Manajemen resiko dari bank syariah membutuhkan identifikasi resiko pasar spekulatif secepat mungkin. Ada beberapa pendekatan untuk mengukur resiko pasar, diantaranya Mark – to – Market, Mark - to – Model, Value at Risk (Var), dan Risk – Adjusted Return on Cipital (RAROC). Hambatan terbesar dalam menguji resiko pasar bank syariah adalah minimnya model atau instrument untuk mengelola resiko sesuai dengan karakteristiknya perbankan syariah membutuhkan tindakan identifikasi dan pengukuran resiko pasar.


Perhitungan yang dilakukan manajemen resiko dapat mempermudah bank syariah melakukan kegiatan mitigasi resiko yang sesuai dengan kondis. Biasanya bank syariah akan mengimplementasikan mitigasi resiko dengan melakukan metode jaringan, mengetatkan sekuritas memberlakukan kebijakan batas pemberian dana serta kebijakan batas kerugian.


#GP | Tanah Datar  | 17 Februari 2023.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS