Sijunjung (SUMBAR).GP- Dirgahayu Kabupaten Sijunjung ke-74 tahun 2023, Semoga baik-baik Saja, sapa Afridas Dt Bagindo Tan Ameh dari Jorong Taratak Aro Nagari Unggan via telepon seluler nya pagi ini, Sabtu (11/2-2023).
Senang rasanya hati ini mendengar umur kabupaten ku telah cukup dewasa dan bila dibandingkan dengan umur ku tentu sudah lanjut tua, karena aku sudah pensiun (64 tahun) dan hanya terpaut 10 tahun dari usia Kabupaten Sijunjung dulu namanya Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
Tanjung Bonai Aur adalah ibukota kabupaten ku yang pertama, yang diproklamirkan di dalam Masjid Pincuran Tujuh tertanggal 18 Desember 1949, yang selanjutnya berpindah dan bergeser ke Tamparungo, Sumpur Kudus, Manganti, Durian Gadang, Sungai Betung, terus ke Sungai Dareh, Silago, Lubuak Tarantang, Langki, Lubuak Tarok , Pematang Panjang dan Palangki akhirnya beribukota di Sijunjung tahun 1954 yang Bupatinya dirangkap oleh Walikota Sawahlunto dan pada tahun 1961 ibukota Sawahlunto/Sijunjung dipindahkan ke Nagari Muaro sampai sekarang.
Selanjutnya, sang Datuk Bagindo Tan Ameh menceritakan kisah kampungnya dengan nada berapi-api bahwa didaerahnya Kecamatan Sumpur Kudus juga merupakan ibukota Negara Republik Indonesia sewaktu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1949 dibawah Pimpinan Mr Syafruddin Prawiranegara, yang berkedudukan di Silantai kendatipun hanya 14 hari.
Mereka lupa dengan tempat bersidangnya pembentukan kabinet PDRI di Silantai,
Mereka lupa dengan tapak radio YBJ-6 surau Tanah Runtuh Tamparungo yakni tempat Presidan PDRI (Syafruddin Prawiranegara) menyiarkan secara langsung kedunia luar secara berantai, baik melalui radio Rimba Raya di Takengon Aceh Tengah, hingga radio Republik India - New Delhi terus ke Den Haag Belanda tempat perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) dengan isi berita "Indonesia Masih Ada, Indonesia Masih Merdeka, lanjutkan Perjuangan, dari pada taat dan patuh kepada perjanjian "Roem Rouyen".
Justru dari kejauhan sang Datuk dari Unggan itu meluluang sembari maratap.
"Wahai Petinggi dan Pemimpin Daerah Kabupaten Sijunjung ku tercinta,
Jangan kalian lupakan sejarah, urus dan benahilah tempat yang bernilai historis ini, setidaknya sebagai suatu pertanda bahwa kalian adalah orang-orang yang pandai berterimakasih," tangisnya.
Fahamilah, bahwa tanpa tempat perjuangan itu kalian tak akan bisa seperti ini adanya,
Tolonglah...tooooloooong lah Wahai para pejabat daerah ini,
Jangan biarkan jalan perjuangan setapak Unggan - Pamusian, masih seperti yang dulu.
Semoga,
dengan mata berkaca- kaca, sang Datuak yang berkampung di Unggan itu menutup dan mengakhiri "ratapannya"
(Bersambung....)
#GP | Sijunjung | 11 Februari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar