Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sijunjung
Sijunjung (SUMBAR).GP- Pergantian tahun sesungguhnya tidak ada bedanya dengan pergantian minggu dan bulan, semua sama, semua tidak ada istimewanya,
Maka seorang muslim yang sejati tidak perlu ikut euforia merayakannya secara hura hura berlebihan.
Dan justru sebaliknya, di penghujung tahun sorrang muslim sejati selayaknya banyak bermuhasabah diri.
Dia akan banyak merenung, menghisab dirinya sendiri, apa saja yang sudah ia lakukan dalam hidup selama tahun-tahun berlalu kemarin, ?
Sudahkah hari ini kita menjadi lebih baik dalam ketaqwaan ??
Sudahkah kita menelusuri jejak masa lalu yang banyak terlena dari mengingat dan mendekatkan diri pada Allah Aza Wajala ?
Jika belum atau masih sama saja, bahkan justru semakin parah.
Lantas kenapa mumpung ada kesempatan kita tidak berpikir ?
Bukankah setiap perputaran jarum jam pada porosnya sejatinya adalah detak dan detik umur kita kian menua ?
Dari semula anak anak dengan dunia permainan
Beranjak remaja dengan haha hihi sana sini semau gue
Tak terasa lanjut usia dewasa, dimana harus bertanggung jawab pada kehidupannya.
Tahun terus bergulir berganti, tak terasa tahun baru datang lagi dan umur semakin menua dibanding kemarin
Saudaraku,.....
Tidakkah hari-hari kalender yang kita sobek, pekan, bulan yang terlewat dan pergantian tahun sebenarnya hanya mengantar kita semakin dekat ke liang lahat ?
Peristirahatan abadi di Bumi hingga sampai Kiamat terjadi
Tahun-tahun bergulir berlalu, waktu terus berganti, lihatlah malaikat maut mencabut teman-teman kita, saudara kita, bahkan mungkin pula keluarga kita.
Satu per satu atau berombongan masuk ke dalam kubur.
Ada yang sudah terprediksi karena mengidap penyakit berat
Namun tak sedikit pula yang berlalu tanpa sempat meninggalkan pesan dan wasiat
Covid 19 pelajaran berharga dimana banyak nyawa tercabut tanpa daya
Lalu belum cukupkah hal itu untuk kita jadikan pelajaran dan renungan ?
Hasan Al-Bashri rahimahullah mengatakan,
ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya’, 2: 148)
Maka dengan demikian pantaskah bila satu hari itu hilang lalu kita mengisi pergantian dan mengawali tahun dengan maksiat, dosa dan foya-foya, dan setelah itu berharap agar di berikan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru????
Kemungkinan itu akan sulit tercapai kawan, sebab jika diri kita sendiri tidak mau berusaha menjadi lebih baik, maka juga akan sulit menjadi lebih baik.
Karena itu mari di penghujung tahun ini kita berniat dan berusaha sungguh-sungguh untuk menjadi lebih baik lagi, meninggalkan segala kebiasaan buruk kita yang telah lalu.
Jadikan waktu dan usia yang Allah berikan ini untuk sarana memperbanyak amal shalih.
Perbaikilah sholatmu, khusukkan dzikir wiridmu, perbanyak sedekahmu, tingkatkan ketaqwaanmu, sebab bisa jadi di tahun ini kita sudah berpisah dengan dunia yang kita cintai.
Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata :
قد يكون الأجل قد قرب ودنا وأنت في غفلة، قد يصبح الإنسان ولا يمسي ولا يصبح، وقد ينام ولا يقوم، فَالعاقل والحازم هو الذي يعد العدة دائماً
ويكون دائماً على حذر وإعدادٍ لآخرة
“Bisa jadi ajal itu sudah dekat sementara engkau masih lalai, banyak orang yang di waktu pagi tidak mendapati waktu sore, masih di waktu sore namun tidak mendapati waktu pagi, ada yang tidur tidak bangun-bangun. Orang yang cerdas dan brilian akan selalu bersiap-siap dan berhati-hati dan persiapan menuju akhirat” (Syarh Riyadushsholihin 1/245).
#GP | Sijunjung | 1 Januari 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar