Padang Panjang(SUMBAR).GP- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menggagas diskusi ketenagakerjaan yang difasilitasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bukittinggi, Selasa (10/01/2023), di Sudirman Food Court.
Diskusi yang menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. M. Ali Thabrani, M.Pd, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Rudi Suarman, A P serta Kabid Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Bukittinggi, Meidi ini, diikuti beberapa kepala SMK dan SMP yang ada di Kota Padang Panjang.
Kepala DPMPTSP, Ewasoska, S.H menyebutkan, pihaknya sengaja menggelar diskusi dengan suasana yang nyaman dan santai ini supaya menimbulkan banyak inspirasi dan gagasan dalam membahas beberapa permasalahan ketenagakerjaan yang dimulai sejak dari dini yaitu tingkat SMP.
Dipaparkan, beberapa program ketenagakerjaan di Kota Padang Panjang, berasal dari APBD dan hasil kerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) yang ada di lima kota di Indonesia.
“Pelatihan yang kami berikan kepada masyarakat Padang Panjang merupakan pelatihan berbasis kompetensi yang banyak dibutuhkan di dunia industri atau dunia kerja. Sebagai contoh pelatihan alat berat, pemprograman, manufacturing, wood working dan berbagai macam pelatihan lainnya yang bersertifikasi nasional. Dengan kompetensi dan sertifikasi tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang layak," paparnya.
Ditambahkan, Namun, permasalahannya, disaat selesai mengikuti pelatihan, sebagian besar peserta pelatihan tersebut tidak mau bekerja di luar Kota Padang Panjang. Sehingga kompetensi dan sertifikasi yang sudah dimiliki, tidak digunakan sesuai dengan yang seharusnya.
"Padahal biaya pelatihan berbasis kompetensi tersebut cukup besar. Bisa mencapai Rp20 juta-an per orang," katanya.
Pihaknya berharap, supaya kurikulum bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jepang, Korea dan Jerman dapat dipertimbangkan kepala sekolah. Karena begitu banyak peluang bekerja di luar negeri bagi anak-anak di Padang Panjang.
"Tinggal lagi bagaimana kita merumuskan kebijakan dan mengarahkan mereka untuk berkeinginan bekerja di luar sana. Tentunya harus memiliki kemampuan berbahasa asing yang sesuai dengan standar dunia kerja tersebut," ungkapnya.
Sementara, Rudi menyampaikan, pada 2045 Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Di mana terjadi lonjakan penduduk usia produktif yang akan bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan.
“Saat ini, jika hanya berharap mendapatkan pekerjaan di Padang Panjang tentu akan sangat sulit, karena jumlah lowongan yang tersedia dengan jumlah angkatan kerja tidak berimbang. Jadi salah satu solusinya, pencari kerja di Padang Panjang harus berani untuk bekerja di luar kota, bahkan kalau bisa sampai ke luar negeri," sarannya.
Ali Thabrani menyarankan, agar kepala SMP melakukan tes minat dan bakat siswa. Sehingga saat tamat, siswa sudah punya pilihan yang tepat sesuai dengan passion-nya untuk melanjutkan pendidikan SMA atau SMK.
"Kalau perlu kita sosialisasikan, supaya anak-anak kita ke depan mempunyai pilihan yang tepat untuk melanjutkan pendidikannya atau memilih masuk ke dunia kerja. Sehingga mindset, SMK merupakan pilihan kedua setelah SMA itu tidak ada lagi," tuturnya.
Disamping itu, Kepala SMK Karya, Dahmet menyebutkan, salah satu yang berpengaruh terhadap pilihan siswa untuk melanjutkan pendidikannya adalah faktor ekonomi serta keinginan anak yang tidak bisa jauh dari orang tua.
#GP | Df | Andes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar