"Saya mempunyai empat orang anak. Yang sulung, Okta Bery Agusti (33) sudah jadi guru SMA di kota Aceh Besar. Yang nomor dua Regina Agusti (29) sekarang kuliah di program diploma tiga, jurusan manajemen di Poli teknik Batam. Yang ke tiga Rabiatul Adabiyah (25), kuliah di jurusan teknologi pendidikan, UNP. Dia berhenti sementara kuliah dan bekerja di toko Mata Air, Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Tahun ini insyaallah dia akan kuliah kembali. Dan yang bungsu Anggun Nur Hakim (21), sekarang sudah semester tiga, jurusan administrasi negara di UNP juga".
Hal ini disampaikan oleh Limpau panggilannya kepada awak media ini di Pasar Inpres, Muaro Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, Jumat, 20/1.
Lebih detail Limpau menjelaskan, "saya mencari pisang, buah nangka atau cempedak, sayur mayur, ketela rambat, buah pepaya, jengkol, petai dan lain-lain ke ladang-ladang orang. Kadang-kadang saya sendiri yang menebang pisang itu. Tentu harganya lebih murah", ungkap Limpau bersemangat. "Tak jarang hasil-hasil ladang itu saya bawa saja dulu ke pasar. Setelah terjual baru saya bayar", tambah Limpau yang selalu terlihat bahagia.
"Yang penting kita jujur. Kalau tidak tentu pelanggan kita akan lari. Baik pelanggan tempat membeli barang maupun pelanggan tempat menjual", demikian tutur Limpau yang raut wajahnya tak pernah tampak kesal walaupun pembeli banyak ulah.
"Alhamdulillah, Allah berikan rezki untuk saya dan membiayai kuliahnya anak anak dari usaha saya yang seperti ini. Disamping kejujuran, diperlukan semangat, dan harapan, hanya Allah yang pemberi rezki buat umatnya. Yang penting itu ikhtiar dan doa kita," aku Limpau mengakhiri.
# GP | Herman | Bur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar