Rapat tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dan penanganan cepat yang dilakukan pemerintah daerah bagi masyarakat disekitaran gunung jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada kesempatan tersebut Bupati Eka Putra mendukung dan meminta pihak BKSDA untuk tegas melarang para pendaki.
"BKSDA harus tegas tolong koordinasikan dengan kami jika ada pendaki yang naik, disana ada Polres Padang panjang dan Agam, Insyaallah tidak akan terjadi," kata Bupati.
Bupati menyebut, bahwa pihaknya mendapatkan laporan material di kawah gunung sudah mulai keluar. Untuk itu ia meminta terutama beberapa Kecamatan yang berada di lereng gunung untuk serius dalam hal tersebut.
Ia mengharapkan pihak Kepolisian, Kodim, Camat dan piihak terkait untuk bersama sama memberikan arahan dan menyiapkan mitigasi bencana, termasuk memetakan lokasi pengungsian yang aman.
"Cek jalur evakuasi, satgas di nagari, termasuk PMI, dan organisasi masyarakat. Begitu juga dengan Dinas kesehatan tolong cek juga segala kebutuhan seperti masker, obat-obatan, selimut, kendaraan dan lainnya, kita tidak meminta, jangan sampai bila hal buruk terjadi mobil mogok tenda bocor dan lainnya," kata Eka.
"Juga kepada Camat yang disekitaran Gunung Marapi, saya minta selalu memberikan laporan setiap pagi kesaya, kalau perlu setiap jamnya berikan laporan biar kita tahu kondisinya seperti apa," lanjutnya.
Lebih lanjut Eka Putra juga meminta pihak BPBD untuk menyiapkan himbauan bagi masyarakat agar masyarakat tidak panik dan selalu waspada.
"Saya minta aktifkan ronda malam, nanti juga ada tim keliling memantau.
Tetap berkoordinasi dengan provinsi bahkan dengan pemerintah pusat. Kita semua bertanggung jawab, kita pantau terus tiap hari, juga maksimalkan peran ORARI didaerah yang susah jaringan," katanya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Tanah Datar Yusnen, menyampaikan pihaknya terus melakukan koordinasi secara kontinyu dengan pusat pengamatan gunung berapi serta BKSDA Sumatera Barat.
Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 7-10 Januari siang tadi telah terjadi sebanyak 89 kali erupsi.
Dengan ketinggian kolam abu atau asap tertinggi mencapai 300 meter pada hari pertama erupsi yang mengarah ke Kecamatan Pariangan tapi tidak sampai ke pemukiman.
Dari pantauan PVMBG juga, kolam abu dan asap erupsi mengandung batu dan abu vulkanik yang disemburkan hanya diseputaran kawah.
Ia mengatakan untuk status Gunung Marapi saat ini berada di level waspada. Untuk itu, hasil koordinasi dengan BKSDA Sumatera Barat untuk sementara waktu menutup jalur pendakian hingga waktu tidak ditentukan.
"Kami telah berkoordinasi dengan BKSDA Sumbar dan langsung ke lapangan, bahwa semenjak 7 Januari sampai waktu belum ditentukan pendakian untuk sementara ditutup. Kita sudah kesana sudah bertemu dengan penjaga, termasuk juga dengan pedagang diperintahkan untuk turun," ujarnya.
#GP | Boy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar