Palembang(SUMSEL).GP- Uda Syamsoedarman , wartawan senior Harian SINGGALANG Padang adalah salah satu dari banyak guru yang mengajarkan ilmu dan keterampilan jurnalistik kepadaku ketika mulai jadi wartawan pada tahun 1982.
Da Syam, "kami biasa memanggil" berkunjung ke Palembang bersama rombongan wartawan yang dikoordinir Kadis Kominfo Kota Padang Panjang, pak Ampera pada 6-8 Desember 2022.
Saya melepas rindu bersama guru yang sederhana dan rajin membagi ilmunya. Sampai kini saya berusaha berkomunikasi dengan da Syam yang telah pensiun dari Harian SINGGALANG.
Setelah pertemuan silaturahim dengan pengurus BMKM Sumsel, Rabu (7/22/2022) kami bernostalgia. Dan, aku teringat ketika masa awal rajin ke rumah beliau di Silaing Atas Padang Panjang, dan lebih sering ketemu di tempat Foto Garuda milik Uda Ar, kantor Perwakilan Harian SINGGALANG di Kota Padang Panjang, Sumbar.
Selain kepada saya, ilmu yang bermanfaat itu diajarkan da Syam kepada banyak wartawan lainnya. Sebagai murid, saya selalu berterima kasih kepada da Syam dan beryukur kepada Allah atas pertemuan yang bermanfaat dan insya Allah berkah.
Kepada calon-calon wartawan yang bekerja di perusahaanku, nama da Syam selalu saya sebut di samping nama guruku yang lain, Uda Armidas Moenir, mantan Kepala Perwakilan Harian SINGGALANG di Kota Bukittinggi, Sumbar dan Uda Basril Djabar , bos kami di Harian SINGGALANG serta unyangku yang jadi idola kami, H. Kasoema (alm) pendiri dan PU Harian HALUAN Padang.
Aku selalu kasih tahu kepada anak2, keluarga dan para karyawan dan wartawan yang bekerja denganku bahwa wajib berterima kasih kepada guru yang telah mendidik dan mengajarkan ilmunya kepada kita.
Pandai bersyukur itu kewajiban mutlak. Sebab, kewajiban dari guru yang mengajarkan ilmunya itu diridhai Allah, sehingga kita punya pengetahuan atau bahkan bisa menjadi orang pintar dan hebat.
Banyak murid yang lebih hebat dan lebih pintar dari gurunya. Dan itu membanggakan sang guru. Para guru akan bahagia selalu ketika mendapatkan murid-muridnya dulu bahagia, selalu rendah hati dan pandai bersyukur.
Dan aku selalu berusaha berterima kasih kepada semua orang yang telah menjadi guruku. Terutama guru yang langsung di samping guru-guru yang tidak langsung mengajarku.
Dan aku selalu berdoa agar semua guruku yang masih hidup diberikan kesehatan yang baik, umur panjang dan rezeki yang cukup. Terhadap para guruku yang sudah meninggal dunia, aku berdoa agar mereka semuanya diterima Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, ditempatkan di tempat mulia di syurga-Nya, dijauhkan dari azab kubur dan dari azab api neraka.
GURU PERTAMA
Guru jurnalistik aku pertama adalah papaku, H. Azmi Kamil (alm) yang rajin menulis di Majalah Amal Bhakti milik Kanwil Depag Sumbar.
Kemudian, aku mendapat ilmu jurnalistik saat Latihan Kepemimpinan (Leadership) di MAN Koto Baru Padang Panjang dari pak Havidz Tanjung, wartawan senior Harian HALUAN Padang. Pak Havidz salah satu guru di MAN Koto Baru Padang Panjang yang punya kemampuan luar biasa.
Selanjutnya Uda Syam di Padang Panjang dan Uda Armidas Moenir di Bukittinggi. Guruku di Kota Wisata itu ada sejumlah nama lainnya antara lain: Mak Datuak Nusyirwan Damhoeri, Mak Aciak Has Ahmad dan Uda Chun Masido, ketiganya sdh almarhum. Dan, kemudian uda Hasril Chaniago , salah satu wartawan senior yang makin terkenal di kancah nasional.
Masih banyak guru-guru yang mengajarku dari dulu hingga kini. Dan, aku berterima kasih kepada semuanya...
#GP | Palembang 6 Desember 2022 | Afdhal Azmi Jambak | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar