Sijunjung (SUMBAR).GP- Cukuplah Allah menjadi saksi. Cukuplah Allah yang akan membalas ketulusan dengan banyak keberkahan laksana air menghujani bumi.
Karena “Pemenang Kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk ditempat yang panas, orang yang tetap manis ditempat yang sangat pahit, orang yang tetap merasa kecil meskipun telah besar, serta orang yang tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.
Jangan berhenti berbuat baik dan memberikan kebaikan, karena yang menilai bukan manusia tapi Allah
Jangan pernah berhenti berbuat baik.
Laksana hujan yang turun membawa berkah, semoga dengan kebaikanmu membawa kepada manfaat bagi sekeliling.
Orang baik, pasti shalatnya pun baik
Orang baik, pasti ngajinya pun baik
Orang baik, pasti akhlaknya pun baik
Orang baik, pasti perkataan dan perbuatannya baik
Orang baik, pasti bertemunya dengan yang baik baik
Kamu akan baik-baik saja, tak ada usaha kebaikanmu yang akan sia-sia.
Sekalipun dunia membenci, tapi akhirat mendamba. Kamu akan baik-baik saja.
Jadi jangan berhenti memberi nasehat, karena yang baik pasti akan memberi nasehat yang baik-baik pula.
Kamu akan baik-baik saja,
Jadi tetaplah berakhlak baik, berkata baik dan berprasangka yang baik-baik.
Tetaplah menjadi baik
Karena berusaha baik itu sulit
Namun itulah prosesnya, Allah tidak pernah lengah sedikitpun tentang usahamu menjadi baik
Jaga shalat,
Jaga tadarrusnya,
Jaga iman dan hatinya
Berharap kebaikan dan balasan hanya dari Allah bukan selain-Nya
Bermuhasabahlah,
“Adakah kita perlu berhenti jadi baik karena manusia sedang saat memulainya kita niatkan karena Allah Ta'ala?”
Dari Allah kita datang, kepada Allah jugalah kita dikembalikan kelak
Teruslah menjadi baik tanpa merasa telah baik. Karena orang baik tidak akan merasa dirinya baik. Orang baik akan terus berbenah dan taat, karena dia paham syurga tidak dimasuki begitu saja.
Berlomba dalam kebaikan perlu kita lakukan
Tapi berlomba dalam kebaikan, bisa juga menjebak kita dalam perasaan, “Saya telah berbuat baik”
Padahal sebaik-baiknya perbuatan baik adalah perbuatan baik yang dilakukan tanpa merasa telah berbuat baik.
Jadi hilangkanlah semua penyakit hati yang menyebabkan semua kebaikan-kebaikan kita hangus begitu saja
Yaitu penyakit hati yang kita sebut “ujub” merasa bangga terhadap diri sendiri hingga merasa diri telah baik
Sebagaimana ditanyakan kepada Aisyah radliyallahu'anha siapakah orang yang terkena ujub, beliau menjawab:
“Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik”
(Syarah Jami As Shoghier)
Maka teruslah berbuat baik, sampai kamu lupa telah berbuat baik.
Dan jangan lupa bahwa Nabi juga mengingatkan bahwa ujub adalah perkara yang membiasakan,
Nabi ï·º bersabda,
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri”
(HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1802)
Semoga Allah melindungi kita dari ujub.
#GP | Sijunjung | 3 November 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar