Dengan sinopsis tari "Bapandam Pakuburan" terinspirasi dari Basasok Bajarami, Bapandam Pakuburan, Soko Pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggiran.
Barakyat dulu mangko barajo, jikok panghulu bakamanakan, kalau duduak jo nan tuo pandai nan usah dipanggakan Biopari kato ibarat, bijaksano taratik sopan, pacik pitaruh buhua arek, itu nan ijan dilupokan.
Barajo Buo Sumpur Kudus, Tigo jo rajo Pagaruyuang ini, menceritakan tentang di suatu daerah di Sumpur Kudus, tepatnya Nagari Kumanis. Ada peninggalan sejarah tentang Makam Anak Rajo. Raja tersebut bernama Rajo Alam, anaknya mati dimakan buaya ketika mandi di Batang Sinamar.
Kejadian tersebut membuat sang raja murka, sehingga membuat sumpah sakti atau lebih di kenal dengan "Sumpah Satiah".
Sumpah tersebut tidak main-main. Jika ada buaya yang melewati sungai tersebut, persis di tempat anak tersebut di makan. Maka buaya itu akan mati. Karena Raja tersebut membuat pagar 'Ruyung' dari pokok enau.
Kisah tersebut sampai saat ini masih melegenda di nagari Kumanis. Apalagi jika musim hujan datang, dan air sungai meluap. Maka masyarakat akan berhati-hati karena buaya akan melintasi jalan raya. Jalan untuk menghindari sungai yang sudah dipagari Ruyung tersebut.
Makam anak raja yang diberi nama "Rajo Sultan Sari Alam" sekarang sudah diresmikan oleh Bpk Soeltan Muhkdan Taher Bakri pada tanggal 14 September 2017 silam. Dan ini merupakan cagar budaya dan peninggalan sejarah masyarakat Nagari Kumanis yang dibudidayakan hingga sekarang.
Gia panggilan akrabnya Seniman ini, didampingi Asistennya Jetrizal dan Kepala SDN 18 Kumanis Yurailis, S.Pd mengatakan, tari ini melibatkan 24 orang murid, yaitu penari "cilik" yang hebat di SDN 18 Kumanis, yang terdiri dari mulai kelas 2 hingga kelas 6 SD.
Dalam kurun waktu kurang lebih 3-4 bulan karya ini tercipta, saya selaku seniman terinspirasi dari peninggalan sejarah Makam Anak Rajo dan saya ingin menginterpretasikan melalui karya tari.
Dan Alhamdulillah terciptalah karya tari ini, seminggu sebelum pementasan karya GSMS ini, saya sebagai seniman, asisten seniman Jetrizal, para penari dan majelis guru mengunjungi Makam Anak Rajo dan kami membuat video trailler tari disana sehingga bisa menjadi pengalaman estetik juga bagi anak-anak.
Kepala SDN 18 Kumanis, Yurailis,S.Pd mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung yang telah menetapkan SDN 18 Kumanis masuk program GSMS tahun 2022 ini.
Sehingga murid kami bisa tampil dengan prima dalam pementasan karya GSMS di ibu kota Kabupaten Sijunjung ini dan mendapat respon positif dari penonton, kami bangga sekali.
" Terimakasih Seniman Regia Amelia Putri, terimakasih asisten seniman Jetrizal, terimakasih Wali murid dan tokoh masyarakat Kumanis serta anak anak penari atas peran nya masing masing," ungkap Yurailis haru.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar