Angkat Isu Sampah Bernilai Rupiah, Silba Bakal Kembangkan Budidaya Maggot - Go Parlement | Portal Berita

Breaking

HUT PPWI KE 17

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung Mengucapkan Selamat HUT ke 17 PPWI Puji Basuki, SP.MMA Nama lengkapnya Kadis Pendidikan Sijunjung

Angkat Isu Sampah Bernilai Rupiah, Silba Bakal Kembangkan Budidaya Maggot

Selasa, Oktober 25, 2022


Padang Panjang(SUMBAR).GP- Kelurahan Silaing Bawah (Silba), Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB) bersama warganya akan mengembangkan budidaya maggot. Ini sebagai tindak lanjut pelatihan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. 


Lurah Silba, Beni Satria, S.Par, Selasa (25/10/2022), mengatakan, pelatihan dilaksanakan bersama Rumah Kreatif BUMN BRI Padang Panjang, 19 Oktober lalu.


"Kita menilai hal ini sebagai sesuatu yang sangat positif. Peserta yang diikuti kader PKK. Dari 20 kader yang turut serta, tujuh di antaranya menyatakan serius untuk itu," ujarnya. 


Beni berharap tujuh orang ini menjadi pionir kepedulian lingkungan dan penggerak peningkatan ekonomi warga setempat, mewujudkan Kelurahan Berdikari.


Pelatihan budidaya maggot, sebut Beni, berangkat dari isu lingkungan. Beberapa kali rapat di Pemko, sampah menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan. berkeinginan, sampah tertata dan terkelola dengan baik dan layak ekonomis. 


Menurutnya, sumber sampah di rumah tangga terkendala pilah dan pilih. Dari permasalahan sampah ini, dia tergerak melakukan upaya dan inovasi agar sampah memiliki nilai dan manfaat. 


"Inovasi kita, sampah organik menjadi pakan serangga lalar atau maggot, larva dari Black Soldier Fly (BSF). Menurut penelitian, maggot itu memiliki protein yang cukup tinggi sekitar 70%. Maggot bisa menjadi bahan pakan bagi ikan lele, ikan hias, ayam, " ujarnya.


Ke depan, bila budidaya maggot ini berhasil dan berkembang, sampah organik dari rumah tangga bakal dihargai dengan rupiah. 


Jadi kelurahan menghargai jumlah uang dari sampah organik yang dibawa ke kelurahan oleh warga. Sampah ini menjadi pakan untuk budidaya belatung, sebutnya seraya menjelaskan 1 kg belatung berkisar Rp6.000. 


Dijelaskannya, maggot berbeda dengan ulat atau belatung pada umumnya. Belatung ini awalnya belatung biasa, melainkan larva dari BSF. Dalam tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami sehingga tidak membawa agen penyakit.


Meski begitu lalat sebagai, BSF tidak hinggap di sampah dan tidak membawa penyakit. Larva BSF yang disebut maggot juga berbeda dengan belatung lalat hijau dan lalat hitam yang menyebarkan penyakit.


Maggot tidak menimbulkan bau busuk dan bukan pembawa sumber penyakit. Karena sangat aman, anak kecil pun berani bermain-main dengan cara memegangnya.


"Penggunaan maggot sebagai pakan ikan bisa semakin menggairahkan budidaya ikan konsumsi, karena harganya yang relatif murah," sebutnya.


Untuk pakan ternak, maggot bisa mendorong bobot ternak. Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung. Sekitar 750 kg maggot BSF mampu mengurai sekitar 2 ton sampah organik hanya dalam kurun waktu 2-3 minggu.


Ini menjadikan usaha budidaya maggot sebagai alternatif usaha yang dijanjikan. Apalagi masa panennya relatif cepat, sekitar 15 hari. Jadi budidaya maggot BSF perlu dicoba oleh siapa saja. 


#GP | DF | Haris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IKLAN ADVERTNATIVE

Pages

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS