بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sijunjung (SUMBAR).GP- Jangan remehkan amalan sunnah karena selain amalan yang diwajibkan entah itu shalat rawatib, tahajud, witir, dhuha dan lainnya, puasa Senin Kamis , puasa Daud, Ayyamul bidh (puasa disetiap tanggal 13,14 dan 15 kalender hijriah) dan amalan sunnah lainnya.
Diantara bentuk kasih sayang Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya, Allah ta'ala jadikan untuk mereka amalan-amalan sunnah yang fungsinya dapat menyempurnakan kekurangan pada amalan- amalan wajib yang kita kerjakan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ
“Hal pertama yang akan dihisab di hari kiamat dari amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman : “Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang ?” Demikianlah yang berlaku pada seluruh amal wajibnya.”
(HR. Tirmidzi No. 413, An-Nasa’i No. 466, shahih)
Kekurangan pada amalan ibadah wajib akan disempurnakan dengan amalan sunnah yang kita kerjakan. Masya Allah...
Untuk sampai ketahap ini memang teramat sulit bagi sebagian orang. Jangankan untuk amalan sunnah bahkan perkara yang diwajibkan pun masih dirasa repot untuk dikerjakan.
Untuk bisa seseorang naik kepuncak sebuah pohon maka tentu mustahil rasanya jika bisa langsung ke puncaknya tanpa dimulai dari bawah. Kunci dari semua ini adalah niat dan ikhtiar.
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
(HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, No. 1 dan Muslim, No. 1907]
Percayalah bahwa jika niatnya kuat bahwa kita butuh Allah ta'ala dan mengerjakannya karena Allah Azza wa Jalla. Saya kira hal ini tak ada yang mustahil.
Mari saudaraku... mari kita rendahkan diri kita. Bersungkur sujud dihadapan-Nya.
Kerjakan amalan yang wajib sekuat dan semampu kita, dan kerjakan juga amalan sunnahnya semampu kita.
Semoga kita selalu mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan perintah-Nya. Aamiin.
Barakallah fiikum.
#GP | Sijunjung | 29 September 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar