Hal itu diungkapkan, Emriadi, S.Ag didampingi Meris Wardi, S.Sos.I usai monitor kegiatan proses pembinaan di Rumah Tahfidz Baitul Qur'an, Jorong Kunangan, Jumat (5/8).
"Itulah kesan kami yang sangat membahagiakan, membuat kami senang dan nyaman berada di rumah Tahfidz ini," ungkap Emriadi yang diaminkan sejawatnya Meris Wardi,S.Sos.I.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Emriadi dan Meris Wardi melakukan pembicaraan biaya kegiatan wisuda dan khatam Al-Quran yang akan diikuti 90 orang santri, termasuk diikuti oleh santri rumah Tahfidz Baitul Qur'an yang dipimpin Safri Antoni Dt.Kayo bersama ustadz dan ustadzah lainnya.
Safri Antoni Dt.Kayo ketika dihubungi menuturkan, alhamdulillah jumlah santri Rumah Tahfidz Baitul Qur'an Jorong Kunangan yang berdiri sejak tahun 2020 itu telah mencapai 80 orang dengan jumlah tenaga pengajar 4 orang, termasuk dirinya.
"Pada awal pendiriannya, Desember 28 Desember 2020 sesuai Surat izin operasional Kemenag Kabupaten Sijunjung Rumah Tahfidz Baitul Qur'an ini hanya tercatat memiliki santri 40 orang," jelas
Safri Antoni Dt.Kayo.
Dikatakan oleh sang Datuak, kisah awal berdirinya rumah Tahfiz Baitul Qur'an Jorong Kunangan itu, bersumber dari gerakan hatinya ingin menciptakan generasi penerus, sebagai penghafal Al-Qur'an dan berakhlakul Karimah serta ingin pembentukan karakter manusia yang baik, paham tentang "adat yang sejati "/syara' yang mulia" sesuai dengan visi dan misi Ninik mamak pemangku adat, dengan petuah "Bumi sanang padi menjadi, biduok laju rantau salasai, sekalian balak tertolak dan anak buah santoso, nikmat disampaikan tuhan juo kapado kito basamo.
"Sekarang kalau kita lihat, tanggung jawab kita sebagai pemimpin semakin besar dan berat dengan adanya kemajuan teknologi semakin canggih dan budaya luar yang terus masuk kesini, membuat generasi penerus rusak. Lebih parah lagi yang merusak generasi sekarang, baik anak-anak maupun orang dewasa, akibat menyalah gunakan media Handphone (HP) menggunakan HP tidak sesuai dengan kebutuhan positif, maka dari situlah, saya tergerak hati saya untuk mendirikan rumah Tahfiz Baitul Qur'an.
Menurut saya, kata Safri Antoni Dt.Kayo salah satu cara mewujudkan generasi yang baik dikemudian hari, hanya melalui pendidikan Al Quran. Di Rumah Tahfiz ini, saya mengajarkan anak-anak tentang pemahaman adat dan syarak dan menerapkan kedisiplinan yang baik, sehingga anak-anak terbiasa menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
"Salah satu contohnya, penerapan cara duduk laki laki dan perempuan dan cara berbicara yang sopan dan santun sesama teman, sopan santun kepada orang yang lebih tua dan pemahaman tentang "sumbang duo boleh" juga disampaikan kepada santri disamping tata krama lainnya," ungkap Safri Antoni Dt.Kayo.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar