Padang Panjang(SUMBAR).GP- Sebagai upaya pengendalian inflasi daerah, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) gelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengawasan dan Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Mendagri, Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A, Ph.D, Selasa (23/08/2022).
Rakor diikuti seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Di Kota Padang Panjang diikuti Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Inspektur, Dr. Syahril, M.H, CGCAE, Kabag Perekonomian dan SDM, Putra Dewangga, S.S, M.Si, Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM via Zoom Meeting.
Tito menyampaikan beberapa poin penting, di antaranya kenaikan inflasi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagai dampak pascapandemi Covid-19 dan dampak perang Rusia-Ukraina.
Indonesia termasuk berhasil dalam pengendalian inflasi, sehingga tidak menjadi sebesar negara-negara lain. Saat ini, inflasi Indonesia mencapai 4,94%. Lebih rendah dari inflasi banyak negara di dunia. Namun lebih tinggi dari target maksimal yang dipatok pada angka 4%.
“Pemerintah Pusat saat ini tengah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi dengan cara mempertahankan subsidi energi semaksimal mungkin. Menahan laju suku bunga, mencari sumber-sumber energi yang harganya lebih murah, mengutamakan pangan yang bisa diproduksi di dalam negeri. Dan, mencari alternatif impor untuk sumber pangan yang tidak bisa diproduksi dalam negeri. Mendorong inovasi untuk mendapatkan sumber energi lain,” terangnya.
Terkait hal itu, Tito meminta untuk membentuk dan mengaktifkan satgas ketahanan pangan, memanfaatkan bantuan sosial dan belanja tidak terduga untuk mengantisipasi kenaikan inflasi. Lalu mendorong distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah minus dengan melakukan kerja sama antardaerah melalui skema swasta dan BUMD.
“Aktifkan TPID. Lakukan pemantauan harga pangan setiap hari. Dapatkan informasi penyebab terjadi kenaikan harga dan laporkan setiap hari. OPD terkait agar mengantisipasi faktor cuaca agar produksi antarwaktu dan antarwilayah tetap terjaga. Terapkan pemberian subsidi BBM untuk angkutan pangan dengan menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT),” sebutnya.
Menanggapi hasil rakor, Putra Dewangga, yang juga sebagai Sekretaris TPID Kota Padang Panjang, mengatakan, sebagian besar arahan rapat sudah dilaksanakan pihaknya.
“Pemantauan harga 45 komoditas strategis Kota Padang Panjang setiap hari yang dipublikasikan kepada masyarakat melalui aplikasi Udajang. Mendapatkan informasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga secara siginifikan. Melaporkan perkembangan harga strategis kepada wali kota selaku ketua TPID setiap minggu. Melaksanakan high level meeting, rakor dan rapat-rapat teknis TPID secara berkala, atau jika terjadi keadaan darurat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan, hasil rapat lainnya akan dilaporkan kepada Walikota. Nantinya akan dilaksanakan pembahasan internal di lingkup TPID Kota Padang Panjang dan akan dikoordinasikan dengan TPID Provinsi Sumatera Barat.
#GP | DF | Dega
Tidak ada komentar:
Posting Komentar