Padang Panjang(SUMBAR).GP- Inflasi di Kota Padang Panjang pada Juli lalu, alami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Dari 1,28% pada Juni, turun menjadi 0,24%.
“Penurunan tersebut dipicu oleh mulai turunnya harga pada beberapa komoditas pangan strategis. Di antaranya cabai merah, bawang merah, minyak goreng dan daging ayam ras,” sebut Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si, Rabu (03/08/2022).
Dikatakan Putra, inflasi Padang Panjang sebagai kota non-IHK mengacu kepada inflasi kota IHK (Indeks Harga Konsumen-red) terdekat, yaitu Kota Bukittinggi.
Pada Juni lalu, katanya, 12 komoditas dari 45 komoditas pangan strategis yang dipantau, mengalami kenaikan harga dan memberikan andil pada stabilitas harga pangan di Kota Padang Panjang. Yaitu beras kualitas I, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, ikan asin, teri, sawi bola, wortel dan seledri.
“Tujuh komoditas di Padang Panjang mengalami penurunan harga yang mempengaruhi stabilitas harga pangan. Di antaranya, gula pasir, daging ayam kampung sedang, telur ayam kampung, bawang putih, buncis, minyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng curah,” ungkapnya.
Sedangkan pada Juli, tiga komoditas dari 45 komoditas pangan strategis yang dipantau mengalami kenaikan harga dan mempengaruhi stabilitas harga pangan. Yaitu, daging ayam kampung besar, kacang kedele dan sawi bola.
“18 komoditas mengalami penurunan harga dan memiliki andil dalam stabilitas harga pangan. Yaitu daging ayam broiler, daging ayam kampung kecil, telur ayam ras, cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kacang hijau, kacang tanah, ikan asin, teri, buncis, wortel, seledri, bawang bombai, minyak goreng kemasan sederhana, minyak goreng kemasan premium dan minyak goreng curah,” paparnya
Dikatakannya, kenaikan inflasi di Sumatera Barat khususnya di Kota Padang Panjang dipicu dengan tingginya permintaan pada bulan Ramadan dan Idulfitri pada Mei lalu hingga Iduladha pada Juli kemarin.
Tingginya tingkat inflasi, tambahnya, didominasi terjadi karena kenaikan harga cabai merah di Padang Panjang dan Sumatera Barat. Kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan oleh biaya produksi dari produk pangan yang meningkat karena curah hujan ekstrem sejak Mei hingga akhir Juli yang mengakibatkan kenaikan harga makanan dan minuman. Sehingga mempengaruhi tingkat inflasi secara keseluruhan dan masih banyak faktor lainnya.
"Terkait dengan kondisi ini, kita sarankan agar melakukan koordinasi dan sinergi dengan Dinas Pangan dan Pertanian untuk pemantauan terhadap perkembangan produksi pangan di Kota Padang Panjang secara lebih intensif. Melakukan koordinasi dan sinergi antarpemerintah daerah dalam menangani ketersediaan pangan. Menjaga ketersediaan komoditi pangan di pasar dan pengendalian distribusinya. Serta melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk pengendalian harga dan ketersediaan BBM agar tidak terganggunya kegiatan distribusi pengangkutan barang komoditi," tutupnya.
#GP | DF | Cigus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar