Ustadz Syofyan Hendri, mubaligh Sijunjung yang juga orang Sumando Pariaman itu, menyampaikan, Idul adha tidak dapat dipisahkan dengan potret keluarga Nabi Ibrahim AS.
Keluarga Nabi Ibrahim AS menjadi salah satu profil keluarga ideal yang dikisahkan dalam Alquran.
"Tidak sedikit pelajaran yang dapat ambil dari kisah tersebut sebagai bekal dalam menata keluarga," jelas Syofyan Hendri dalam khotbahnya yang berjudul "Potret Keluarga Nabi Ibrahim dan Siti Hajar.
Lebih lanjut dijelaskannya, hikmah yang dapat kita ambil dari potret keluarga Nabi Ibrahim dalam hal idul Qurban adalah, pertama soal keimanan yang kuat seorang kepala keluarga. Nabi Ibrahim AS adalah potret sorang suami yang sangat taat kepada Alloh, setiap persoalan yang ia hadapi selalu hanya bersandar kepada Allah semata, sehingga nabi Ibrahim bisa lolos dalm menghadapi semua ujian dari Allah.
وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100
“Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Ash-Shaaffaat: 99-100
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ......
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)”
Ditegaskannya, bila dalam sebuah rumah tangga, sang suami adalah sosok kepala rumah tangga yang beriman dengan kuat, maka insyaAlloh rumah tangga tersebut diliputi dengan kebahagiaan dan rahmat dari Allah SWT. Suami yang beriman kuat selalu memperlakukan istrinya dengan baik walaupun suatu ketika pada diri seorang istri ada sesuatu yang tidak ia suka, Allah berfirman :
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
"Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allâh menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS.An-Nisâ’ :19).
Kedua adalah ketaatan seorang istri pada suami. Seorang istri wajib taat kepada suaminya, selain dalam hal maksiat
Dari Ummu Salamah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah
Di antara kewajiban seorang istri adalah pertama mentaati suami kecuali pada hal-hal yang maksiat, kedua menjaga diri saat di tinggal suami pergi, ketiga memperlakukan suami dengan baik.
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (QS. An Nisa: 124).
Ketiga adalah, ketaatan seorang anak pada orang tua. Nabi Ismail As adalah potret seorang anak karena didikan yang ia terima sejak kecil begitu sangat baik maka ia tumbuh menjadi pribadi seorang anak yang sangat taat kepada kedua orang tua, bagiamana tidak?
Ketika nabi Ibrahim mengabari bahwa ia diperintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail maka Nabi Ismail pasrah dan tunduk kepada Nabi Ibrahim karena ia tahu bahwa apa yang dilakukan Nabi Ibrahim adalah perintah Allah , lalu nabi Ismail berkata :
قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ
"Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS Asffat : 101)
Orang tua sangat banyak jasanya pada anak, maka seoarang anak wajib taat dengan sepenuh hati kepada orang tua dan jangan sampai menyakiti hati orang tua. Walaupun sangat sedikit ketaatan kepada orang tua akan membuahkan hasil, kehidupan yang berkah dengan rizki yang melimpah ruah dan begitu juga sebaliknya.
Bahkan Nabi Muhammad bersabda bahwa semua akibat dosa-dosa manusia akan diberikan nanti di akhirat kecuali 2 dosa yang akibatnya langsung bisa di rasakan di dunia yaitu berbuat dzolim dan durhaka kepada kedua orang tua
اِثْنَانِ يُعَجِّلُهُمَا اللُّه فيِ الدُّنْيَا: اَلْبَغيُ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْن ِ
''Dua dosa yang dipercepat balasannya di dunia oleh Allah SWT, yaitu berlaku zalim dan durhaka kepada kedua orang tua. (HR Thabrani dari Ibn Asakirah).
Dan akibat yang langsung bisa dirasakan seorang anak yang durhaka pada kedua orang tua adalah kesulitan ekonomi , kesulitan dalam mencari rizki.
Nabi muhammad bersabda :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبِرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad).
Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa bila seorang anak menyakiti hati orang tuanya maka bisa dipastikan Allah akan mencabut rizkinya shingga ia menjadi seorang yang selalu kesulitan ekonomi dalam hidupnya.
"Seberapa banyak sholatmu, hajimu, puasamu, amal ibadahmu tetapi ketika kamu berani sama orang tuamu maka semua amalmu ditolak oleh Allah Swt. Naudzu billa tsumma naudzu billah," tutup Syofyan Hendri.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar