Berapa hari lalu media ini mencoba berkunjung ke ruangan Instalasi Rekam Medik RSUD Sijunjung yang dikepalai oleh Emyzeit, Amd PK, lebih dikenal dengan panggilan "Bundo"
Dalam keterangannya Emyzeit lahir di Nagari Tanjung Bonai Aur, Kecamatan Sumpur Kudus tahun 1965 lalu.
Ibunya bernama Jusnah, asal orang Ampek Angkek Balai Gurah, Agam dan Bapaknya bernama, Maizart, berasal dari Kayu Tanam Padang Pariaman, kedua orang tuanya pernah jadi petugas kesehatan di Puskesmas Kumanis sampai dengan tahun 1970.
Dalam usia 5 tahun saya dibawah pindah ke Palangki, oleh kedua orang tua. Ibu bertugas sampai tahun 1984 di Puskesmas Muaro Bodi. Dan tahun 1984 itu ibunda meninggal dunia dalam usia 50 tahun.
Sekelumit diceritakan Emyzeit, kenapa kini lebih dikenal dengan panggilan "Bundo"
"Saat saya bertugas di Puskesmas Muaro Bodi, ada staf CPNS yang diangkat untuk RSUD Sijunjung dititip sementara di Puskesmas Muaro Bodi, karena Gedung RSUD Sijunjung belum operasional meskipun pegawai telah diangkat. Ketika itu, anak saya dan anak anak kecil lain di sekitar Puskesmas Muaro Bodi, memanggil diri saya dengan Bundo," katanya.
Pegawai lainnya, termasuk pegawai baru CPNS untuk RSUD Sijunjung yang dititipkan di Puskesmas Muaro Bodi memanggil saya dengan Bundo. Setelah RSUD Sijunjung mulai dioperasikan, kami bersama CPNSD yang dititip di Puskesmas Muaro Bodi pindah ke RSUD Sijunjung.
"Sampai di RSUD Sijunjung, CPNSD yang dari Muaro Bodi itu, terus memanggil saya dengan Bundo, sehingga staf dan pegawai di RSUD Sijunjung ikut -ikutan memanggil diri saya sebagai "Bundo" jadi tak sengaja virallah di RSUD Sijunjung panggilan" Bundo" pada diri saya," ungkap Emyzeit.
Bicara soal pelaksanaan tugas di Instalasi Rekam Medik ini, dibawah Kepala Instalasi Rekam Medik ada 3 unit, yaitu pertama Unit rekam medik pelayanan tugasnya untuk di (Poli dan IGD) dipimpin oleh Ranti Sirta Sari. Kedua Unit Pengolahan Data tugas di ruang Instalasi ini dipimpin oleh Cici Prima Sari Putri dan ketiga Unit Penyimpanan juga di ruang ini dipimpin Yola Fitri Ayunas.
"Sesuai Permen PAN untuk RSUD yang tipe C seperti di Sijunjung ini, sebetulnya membutuh 30 tenaga yang basic Rekam Medik (RM) tetapi sekarang dari 24 orang bertugas di Instalasi Rekam Medik ini hanya ada 16 orang yang basicnya RM, lainnya ada SKM, tamatan SMA dan lainnya," ungkap Bundo.
Menurut Bundo, selain tenaga khusus Fungsional Rekam Medik yang bertugas mencatat, mengolah data status pasien disini juga ada 4 orang petugas kurir yang tugasnya mencari, menyimpan, menjemput dan mengantar status pasien dari dan ke masing-masing poli.
Dikatakan, mulai dari saat pendaftaran pasien, sampai pasien diperiksa di Poli dan atau dirawat, maupun saat pemulangan pasien umpamanya, di semua lini itu ada peran petugas rekam medik, dikatakan paling penting dari semua layanan RSUD Sijunjung ini tidak juga, tetapi kalau tidak disertai peran rekam medik, mungkin pelayanan medis itu juga sangat terganggu.
"Jadi kita ini, bekerjasama secara tim terpadu dalam memberikan pelayanan terbaik dari RSUD Sijunjung kepada masyarakat," jelas Bundo.
Saat ditanyakan bagaimana petugas instalasi rekam medik melakukan kegiatan nya, Bundo menuturkan, pertama untuk petugas pendaftaran menerima pasien yang umum dan BPJS dan asuransi lainnya, kalau pasien BPJS dibekali dengan rujukan pasien dari Puskesmas kalau yang umum daftarkan juga dengan rujukan dan beli karcis pendaftaran.
Tetapi kalau pasien yang datang ke IGD dilayani dulu, setelah pasien mendapat pelayanan baru kelengkapan administrasinya diselesaikan pada pendaftaran menurut semestinya.
Dewasa ini, tugas kita secara tim sudah terbantu dengan adanya alat komputer yang on line dari bagian pendaftaran sampai ke ruangan Instalasi pasien, jadi bila sudah didaftarkan di komputer pendaftaran, kita bisa lihat, siapa nama dan nomor rekam mediknya pasien yang datang itu dengan mudah kita ambilkan statusnya.
Lalu, kurir mencarikan statusnya masing masing yang datang berobat dan mengantarkan status pasiennya ke Poli poli tujuan pasien tersebut. Setelah dicatatkan segala sesuatunya tentang pasien di status tadi oleh dokter atau perawatnya, status tadi kembali dijemput kurir dan diserahkan pada bagian unit pengolahan data untuk diproses pengolahan datanya.
"Dipengolahan data status ini, juga nanti dipilah pilah dan dicatatkan nama obatan yang diberikan serta di ruang ini juga akan muncul berapa biaya yang akan diklem ke BPJS, sehingga diruang Instalasi Rekam medik awal pelayanan pasien dan di ruang ini juga akhir segala proses kegiatan Rumah sakit bisa jadi uangnya," jelas
Setelah dapat ditentukan semua biaya yang ditimbulkan dari kegiatan pelayanan di RSUD Sijunjung, barulah statusnya disusun dan disimpan sesuai dengan kode kodenya yang mudah dalam penyusunan dan pencariannya oleh kurir tadi.
Kalau diukur volume pekerjaan dengan jumlah tenaga yang ada, sesungguhnya kita masih kekurangan tenaga, idealnya pada bulan Mei, semua berkas bulan April telah siap, tetapi saat ini kita masih bersitungkin menyelesaikan berkas bulan Maret 2022 .
Jadi kata Bundo, di RSUD Sijunjung ini ada Bidang Keuangan, Bidang Pelayanan dan Bidang Penunjang. Dalam Bidang Penunjang ada Instalasi Rekam Medik, semua kegiatannya harus saling menunjang. Di RSUD Sijunjung ini pelayanan tidak akan berjalan dengan baik, bila mana dilaksanakan hanya oleh dokter, perawat dan medis saja, tetapi bisa berhasil bila berkolaborasinya tim medis dan tim non medis serta lain lainnya.
"Dengan semangat kebersamaan mari kita wujudkan RSUD Sijunjung melayani," ungkap Bundo mengakhiri pembicaraannya.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar