Oleh: Herman
Sijunjung (SUMBAR).GP - Dari catatan edisi atau pekan pelaksanaannya Gerakan Subuh Berjamaah (GSB) Kecamatan Kamang Baru pada hari Ahad, 3 April 2022 telah sampai kepada edisi 218 atau memasuki tahun keempat sejak berdirinya tahun 2016 lalu.
Sejarah GSB Kecamatan Kamang Baru
Menurut cerita mantan Kepala KUA Kamang Baru, Drs.Heranto kini beliau Kepala KUA Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya, awal berdirinya GSB Kecamatan Kamang Baru dimulai tahun 2016.
Ketika itu bernama Kelompok Mudzakarah Kecamatan Kamang Baru yang peserta nya terdiri dari Para Ustadz, Ulama, Muballigh, Pengurus Masjid, Ninik Mamak, Tokoh masyarakat, Tokoh Adat Kecamatan Kamang Baru.
Yang dalam kegiatannya mudzakarah tersebut sering mengundang nara sumber da'i dan ulama ulama dari Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kota Padang dan dari daerah lainnya.
Kegiatan tersebut berlangsung dibawah koordinasi dan bimbingan KUA dan Penyuluh Agama Islam, MUI dan Camat serta Forkopincam Kamang Baru.
H. Hidayatullah LC MA, ketika itu beliau sebagai Ketua MUI Kabupaten Sijunjung, salah seorang pemateri yang sering diminta memberikan saran untuk membentuk Gerakan Shubuh Berjamaah (GSB) yang tujuannya untuk menggerakan ummat agar selalu berjamaah.
Kenapa dipilih waktu Shubuh?
Karena melaksanakan shalat shubuh berjemaah ini sangat berat, maka komunitas mudzakarah ini melatih ummat untuk melaksanakan shalat berjamaah Shubuh.
Artinya adalah mendakwahkan sembari menggerakan seluruh komponen umat untuk melaksanakan shalat berjamaah Shubuh.
"Ini dimulai awal Desember 2016," ujar Heranto. Banyak sebenarnya halangan rintangan dan hambatan yang dihadapi, tapi pengurus beranggapan setiap capaian yang akan diharapkan itu tinggi nilainya, tentu tidak mudah mendapatkannya.
Pada periode Maret 2020 s/d Maret 2021 terhenti pelaksanaan GSB mengunjungi Masjid dan Mushalla yang ada di Kecamatan Kamang Baru karena pandemi covid-19.
"Alhamdulillah, sejak April 2021 dengan semakin melandai dan membaiknya pandemi, maka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) kembali GSB mulai lagi mengunjungi Masjid dan Mushalla," kata Heranto.
Dalam pelaksanaannya GSB Kecamatan Kamang Baru, melakukan gerakan shubuh ini bukan seputar ibu kota kecamatan, tetapi pernah sampai berkunjung ke Transmigrasi Padang Tarok paling ujung Kecamatan Kamang Baru, bahkan bergerak sampai ke Kecamatan Sumpur Kudus dan ke Kecamatan Tanjung Gadang.
Setiap tahun juga diadakan kegiatan sahur bersama, berarti dalam bulan Ramadhan GSB ini tetap berjalan seperti bulan lainnya.
Gerakan ini telah menjadi mendarah mendaging pada diri ummat dan telah tertancap di lubuk hati para jama'ah, sehingga kini mereka tetap semangat melaksanakan Shubuh berjemaah kemana mana.
GSB suatu gerakan (memotivasi umat)
Lain halnya, menurut tokoh agama dan takoh masyarakat Kamang Drs.Syafaruddin sesepuh pendidik, mantan Wali Nagari Kamang dan mantan anggota DPRD Sijunjung periode akhir Orde Baru, GSB ini berbeda dengan Suling (Subuh keliling).
GSB ini suatu "gerakan" yang memotivasi kaum muslimin dan muslimat untuk giat melakukan subuh berjemaah, terutama warga nagari yang dikunjungi oleh tim kecamatan. Yang berkunjung ini bukan hanya tim pengurus saja, tetapi juga penggerak
dan seluruh jemaah GSB dari berbagai nagari lainnya.
Harapan terakhir GSB terutama menurut saya selaku yang ditokohkan adalah "shalat subuh berjemaah itu seramai shalat Jumat" kondisi inilah yang ditakuti kaum zionis.
Muhammad Nasir pernah berpesan " Jika ingin tahu jumlah orang muslim lihatlah waktu shalat hari raya, dan jika ingin tahu jumlah orang mukmin lihatlah waktu shalat subuh" semoga GSB Kecamatan Kamang Baru ini tetap eksis dan konsisten kedepannya.
GSB memupuk Silaturahmi umat
Menurut pandangan dan pengalaman Penyuluhan Agama Fungsional Emriadi, S.Ag sepanjang pelaksanaan GSB Kecamatan Kamang Baru selama ini, GSB ini dapat mengajak umat untuk kebaikan dan mencegah untuk keburukan atau sebagai wadah amar makruf nahi mungkar.
Selain itu, komunitas GSB Kecamatan Kamang Baru sangat memahami keberagaman paham dalam beribadah dan tidak menjadi persoalan bagi jemaah, ini sebagai bukti GSB adalah wadah yang ampuh memupuk Silaturahmi sesama.
Dari sumber di Kamang Baru, GSB ini telah terjadi suksesi kepemimpinan atau kepengurusan sebanyak 3 periode. Periode pertama dengan ketua Sutarwendi, S.Pd., kedua Mudarlis, S.Pd dan ketiga periode sekarang Sudurdin, S.Pdi.
#GP | Sijunjung | 2 April 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar