Oleh : Syofyan Hendri, S.Pd.I.
Sijunjung(SUMBAR).GP- Semua orang yang hidup di dunia ini selalu berupaya untuk mencari kebahagiaan. Segala cara akan dilakukan agar dapat memenuhi impiannya. Ada yang berjalan di atas jalan kebenaran namun tidak sedikit yang menghalalkan semua cara, termasuk yang dilarang oleh ajaran agama.
Jika kita melakukan kesalahan, segeralah memperbaiki kesalahan itu. Jika mengalami kegagalan, jangan menyerah dan cobalah lagi dengan penuh semangat. Jika terjatuh dan terpuruk di lembah kesedihan, segera bangun dan mulailah melangkah dengan segenap keyakinan. Namun, jika kita langsung menyerah dan bersikap pasrah, maka kehidupan kita akan berhenti.
Pergunakanlah semua peluang, kesempatan, waktu, tenaga, pikiran dan kemampuan yang dimiliki dengan semaksimal mungkin maka kita pasti akan mencapai puncak kesuksesan yang didambakan.
Menjadi kaya dan berharta banyak, tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Meraih keberhasilan dan kesuksesan, tidaklah gampang seperti menjentikkan jari tangan. Namun sesungguhnya untuk mencapai kebahagiaan bukan sesuatu yang sulit jika kita mau bersabar dan terus bekerja keras dalam pengorbanan dan perjuangan.
Kebencian muncul saat kita melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, merasakan apa yang dilakukan mereka tidak sesuai dengan hati nurani, kita serta merasa apa yang dilakukannya merongrong harkat dan martabat kita.
Keserakahan muncul di saat kita hanya melihat harta dan kemewahan milik orang lain. Ingin meraihnya dalam kemudahan. Sehingga dalam hidup ini, niat buruk seringkali tumbuh subur dan sikap iri hati akan berkembang pesat. Inilah awal kehancuran hidup kita.
Perselisihan, dendam, emosi, amarah, apatis dan pesimis akan membuat pikiran kita menjadi gelap, segelap ruangan yang tiada bercahaya. Jika ini kita biarkan terus berkembang dalam batin kita, maka akhirnya akan membuat kita jatuh, terpuruk dan terperosok dalam lembah penderitaan.
Segala harta kekayaan, status sosial, jabatan, pangkat atau apapun yang dimiliki, jika tidak digunakan dengan arif bijaksana maka akan memunculkan sikap egois dan keakuan serta menyuburkan sifat ketamakan dan keserakahan.
Namun, bagi mereka yang mampu membebaskan kehidupannya dari cengkraman sifat negatif itu maka mereka pasti akan hidup nyaman, damai, tenteram dan bahagia.
Apa yang dicari dengan susah payah, belum tentu dapat dimiliki. Apa yang disimpan dengan penuh perjuangan, belum tentu akan dibawa.
Jika kehidupan ini berlalu, kontrak hidup sudah berakhir dan akhirnya "dipanggil pulang" oleh Sang Pencipta, maka apa yang diperbuat dan ditorehkan dalam kehidupan kita, itulah yang akan dibawa bersama sukma kita saat menghadap Tuhan.
Sebuah harapan yang diperjuangkan gigih atau sebuah usaha yang dikerjakan dengan penuh kesungguhan,
akan jauh lebih baik daripada menuliskan sejuta impian tanpa melakukan tindakan apapun.
Sobatku yang budiman...
Mari tinggalkan kebiasaan lama yang tidak berguna dan hanya akan membuat kita terkungkung dalam nestapa. Bangkit, bangun dan tetaplah optimis agar bisa maju dengan keyakinan : "Saya pasti bisa...!!! Saya punya dua tangan dan dua kaki untuk berusaha. Saya memiliki akal untuk menggerakkan anggota tubuhku. Tidak ada yang mampu menyetir hidupku selain diriku sendiri...!!!"
Jangan melupakan seseorang yang pernah menggandeng tangan kita keluar dari lubang kesusahan. Mereka adalah sahabat sejati, yang selalu mengulurkan tangannya dan membiarkan diri kita bersandar di pundaknya. Dia yang membantu kita bangkit dari keterpurukan. Dia yang membuat kita percaya diri untuk menjalani kehidupan, saat yang lain berusaha menjatuhkan dan menghancurkan hidup kita.
Tidak ada yang tak mungkin selama ada kemauan dan keyakinan. Jangan pernah meragukan kemampuan diri sendiri. Yang terutama, berusahalah dengan "cara benar" dan selalu berjalan di atas "rel kebajikan".
Maka, keberhasilan dan kebahagiaan akan selalu mengiringi hidup kita kemanapun kita melangkah.
#GP | Red | 13 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar