Diawali shalat magrib berjemaah, dilanjutkan dengan makan bersama dengan menu gulai kambing dan beraneka jenis sambal yang dibawa kaum ibu warga setempat.
Kegiatan Silaturahmi ini dihadiri, Wali Nagari Muaro Hafizun, S.Pdi., Kepala Jorong Pematang Sari Bulan Dori Putra, Ketua IKIP Syahriman, anggota BPN sesepuh Perumnas IKIP Drs.Gusman Elde dan warga IKIP serta warga Karya Dharma satu dan dua.
Pengurus Masjid Baitul Makmur Kepridaus, S.Ag dalam sambutannya menyatakan bahagia dan bangga dengan kekompakan warga IKIP dan Jema'ah Masjid Baitul Makmur dalam segala hal, baik dalam pesta maupun dalam hal berduka sekalipun.
"Dalam hal peduli gempa Pasaman Barat dan Pasaman misalnya, dalam waktu relatif singkat, kita bisa mengumpulkan dan mengantarkan langsung bantuan ke lokasi gempa tersebut," urai Kepridaus.
Lebih lanjut, Kepridaus menyampaikan, kami pribadi dan anggota pengurus lainnya menyadari kelemahan dan kekurangan selama ini, dalam menghadapi Ramadhan ini kami mohon maaf kepada semua jemaah.
Pada kesempatan tersebut, atas nama warga IKIP Kepridaus menyampaikan harapan, kiranya Wali Nagari Muaro berkenan membangunkan gedung serbaguna di lokasi yang terletak disamping Masjid Baitul Makmur ini.
Wali Nagari Muaro Hafizun, S.Pdi dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Pengurus dan warga IKIP atas terselenggaranya kegiatan Silaturahmi menjelang memasuki Ramadhan ini.
"Menanggapi hal pembangunan serbaguna sesuai usulan warga IKIP itu pada prinsipnya kita sangat setuju dengan usul tersebut, namun tahap awal kita masukan dan kita agendakan dulu dalam musrenbang Nagari Muaro nantinya," ujar Hafizun.
Selanjutnya Wali Nagari Hafizun atas nama pribadi dan atas nama Pemerintah Nagari Muaro juga minta maaf kepada jema'ah. "Lai kan dimaafkan bapak ibuk tanya Wali Nagari, dijawab oleh jemaah secara bersama sama dengan "dimaafkan".
Drs.Abdullah Hasan Dt.Rajo Nan Kuniang, Ketua KPU Kabupaten 50 Kota yang didaulat memberikan tausiah menghadapi Ramadhan 1443 H menyatakan, maju ke medan perang tanpa latihan maksimal hasilnya adalah mati konyol atau kalah total.
Dikatakan, umat Islam memasuki puasa Ramadhan ibarat pergi berperang di jalan Allah dengan harapan menang secara total dan mendapat prediket Taqwa seperti dijelaskan dalam Surat Al Baqorah 183.
Begitu besar dan banyaknya keutamaan diberikan Allah SWt bagi umat Islam yang beriman setelah berpuasa Ramadhan, tak mungkin terwujud hanya dengan amalan yang sederhana atau persiapan sekedarnya saja.
Puasa Ramadhan itu perlu dilandasi dengan Iman dan ihtisaban (perhitungan). Imannya yang benar dan perhitungan yang benarlah yang dapat mengantarkan kita ke prediket Taqwa.
Perhitungan yang benar itu, antara lain banyak membaca Al Quran, bersedekah, shalat fardu berjemaah, shalat tarwih dan witir, mengikuti wirid pengajian agama, kalau berpuasa, tidak berkata keji, tidak marah marah, mengupat dan bergunjing.
Dikatakannya, Ramadhan itu merubah pola hidup, biasanya malam untuk istirahat sekarang untuk beramal dan untuk beribadah. Tidaklah salah, sekiranya kita singkirkan semua hal hal yang akan mengganggu kegiatan ibadah Ramadhan kita nantinya.
Yang namanya latihan menghadapi akan perang, tentu dari sekarang atau seminggu menjelang Ramadhan ini kita telah mulai melakukan latihan maksimal tentang shalat malam, membaca Al Quran, shalat berjemaah dan lain sebagainya.
Target besar Puasa Ramadhan itu la'allakum tattaqun. Puasa Ramadhan punya perinsip mendahulu kepentingan Allah dan Rasul diatas kepentingan pribadi dan kepentingan lainnya.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar