Oleh: Indra Gusnady
Kabupaten Solok(SUMBAR).GP- Dermaga Singkarak pada hari Sabtu (19/3/2020) bagaikan lautan manusia. Batapa tidak, lebih kurang 2000 orang ibu-ibu menjunjung bekal untuk 'bajamba' (makan bersama dalam satu hamparan).
Diluar ekspektasi memang karena Panitia hanya menargetkan 700 -an jamba. Sehingga, Medan bapaneh yang disiapkan tidak cukup menampung masyarat yg datang dari berbagai nagari di Kabupaten Solok.
Hal yang menarik adalah: Bekal bajamba tersebut disiapkan oleh SKPD dan masyarakat di nagari-nagari tanpa anggaran Pemkab Solok. Masyarakat secara sukarela menyiapkan makanan sesuai dengan kekhasan makanan di nagari mereka. Dalam penyampaiannya Panitia menyebutkan, ada nagari-nagari yang hanya diminta 5-6 'dulang' bekal bajamba tapi malah menyiapkan puluhan.
Makan bajamba merupakan tradisi kabupaten Solok yang telah mendapatkan sertifikasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) 2021 dari Kemenbudristek-RI. sertifikat WBTb ini merupakan apresiasi dan penghargaan Kemendikbudristek kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam penetapan WBTb sebagai upaya melestarikan warisan budaya bangsa.
Rombongan ibu-ibu yang membawa bekal bajamba di kepalanya dan berpakaian 'baju basiba' (baju khas Minang) tersebut berjalan beriringan dari kediaman Bupati Solok menuju Darmaga Singkarak berjalan kaki. Diiringi oleh Bupati Solok, unsur Muspida, anggota DPRD, Ninik Mamak, Bundo kandung, cadiak pandai dan para undangan lainnya dengan berpakaian 'taluak balango'.
Panas terik yang menerpa, tidak mengurangi semangat ibu-ibu untuk berjalan sampai ditujuan. Meskipun mejunjung bekal bajamba di kepalanya. Cukup berat, karena setiap junjungan tersebut berisikan aneka lauk pauk dan nasi untuk makan 3-5 orang.
Tradisi makan bajamba, berpakaian baju kurung 'basiba' bagi perrmpuan dan 'taluak balango' bagi laki-laki, dalam pembukaan rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Kabupaten Solok yg ke-109 yang diberi nama Festifal 5 Danau ini memberikan keunikan tersendiri bagi yang melihatnya.
Apalagi, kegiatan tersebut dilaksanakan secara gotong-royong dan merupakan partisipasi dari masyarakat di nagari-nagari yang ada di kabupaten Solok. Semua yang hadir duduk sehamparan dilapangan Medan bapaneh, tidak ada kursi yang disediakan. Bahkan Bupati, unsur forkopimda, anggota DPRD, Ninik mamak, Bundo kandung, cadiak pandai dan para undangan juga duduk bersila di tempat yang disediakan.
Dalam memberikan sambutannya, Bupati Solok, Epyardi Asda lebih memilih untuk berada diantara masyarakat di 'Medan nan bapaneh' daripada menempati podium yang disediakan. Suasana kebersamaan dan gotong-royong yang sangat kental dalam acara pembukaan peringatan HJK kabupaten Solok tahun ini
#GP | IG | Red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar