Dalam ceritanya kepada Media ini, saat diundang Zulfira, S.Pd.M.Si untuk meliput kegiatan Silaturahmi antara dua sekolah itu, Ahmad Dusrianto guru Sejarah SMAN 5 Sijunjung ini punya hobi petualang sejarah.
Ketika saya korek lebih lanjut, sampai ia membuka semua aktivitasnya selaku guru sejarah, hobinya, keluarga termasuk pengalamannya sebagai petualang sejarah yang pernah dilakukannya dan saat itu dia telah menyelesaikan 3 judul buku karya tulisnya.
"Berpetualang sejarah dan menuliskannya merupakan hobi saya," ungkapnya ramah.
Tiga karya tulis Ahmad Dusrianto, S.Hum.M.Pd yang telah dibukukan saat itu adalah ;
1. Sejarah masuknya Islam ke Sumpur Kudus (2013)
2. Melacak Warisan Sejarah Rajo Ibadat Sumpur Kudus (2013) dan
3. Pesan masyarakat Sumpur Kudus era Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 (2020).
Ahmad Dusrianto putra kedua dari dua bersaudara. Anak dari pasangan M.Khatib Aminullah Pensiunan Veteran dengan Nurmaini. Ia pernah meraih prestasi sebagai juara I Guru Pendamping Lawatan Sejarah tingkat Regional ke 11 Sumbar, Sumsel, Bengkulu pada tahun 2013. Berikutnya Ahmad Dusrianto juga pernah menjadi Perwakilan Provinsi Sumatera Barat pada Lawatan Kawasan di Kepulauan Sebatik Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara ( Perbatasan Indonesia Malaysia) tahun 2014.
Dalam masa mengakhiri proses pembejaran semester ganjil, Ahmad Dusrianto sempat mempersembahkan sebuah buku ke empatnya kepada Kepala SMAN 5 Sijunjung Nurul Huda berjudul "Sejarah Tradisi Basapa di Makam Syekh Ibrahim Sumpur Kudus era Pandemi" Suatu Tinjauan Historian dan Budaya.
Buku yang diterima Kepala SMAN 5 Sijunjung bisa dijadikan penambah koleksi di Perpustakaan Sekolah tersebut.
Siapakah Ahmad Dusrianto sesungguhnya ? Kepada penulis, Kamis (6/1) guru sejarah di SMAN 5 Sijunjung di Nagari Sumpur Kudus mengaku baru jadi Pegawai Negeri Sipil sejak 1 Januari 2008. Sedangkan menjadi guru membimbing anak dan bertugas sebagai guru, mengajar mata pelajaran sejarah sejak tahun 2003 sampai 2004 dengan status guru honorer, pada tahun 2005 sampai 2007 naik setingkat menjadi "Guru Bantu" yang telah punya gaji daru APBN(Anggaran Pusat)
Ahmad Dusrianto orang Sumpur Kudus beristrikan Yenti Sartika, S.Pd seorang guru SD ini telah dikurniai 3 putra dan putri oleh Allah, Swt yang pertama Hafizah Rahmadhani, kini sudah kelas 8 SMP, kedua adalah Ahmad Al Hadzyq sedang kelas 4 SD dan terakhir bernama Humaira Rahmadhani belum sekolah.
Menurut Ahmad Dusrianto guru Sejarah yang punya motto Jasmerah: jangan sekali- sekali melupakan sejarah tamat dari SDN 1 Sumpur Kudus tahun 1992, sekolah lanjutan pertamanya MTsN Sijunjung di Sumpur Kudus tamat tahun 1995.
Setelah tamat di SMU 1 Negeri Sumpur Kudus tahun 1998 masuk kuliah program Strata satu (S1) Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Imam Bonjol Padang wisuda tahun 2002 melengkapi namanya Ahmad Dusrianto, S.Hum. Untuk bisa layak jadi guru Dusrianto harus mengambil program Akta IV dulu, diikutinya di Fakultas Tarbiyah IAIN Padang selesai tahun 2003.
Sebagai guru sejarah yang hobi berpetualang, tidak merasa cukup dan puas dengan Pendidikan hanya S1, maka sambil jadi Guru di SMAN 5 Sijunjung dia ikut kuliah Strata 2 (S 2) di Pasca Sarjana UNP Padang.
"Bagi Ahmad Dusrianto,S.Hum.M.Pd jadi guru sejarah ini sesuatu pekerjaan menghibur dan menyenangkan," ungkapnya mengakhir perbincangan.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar