Selanjutnya kepada Mamak-mamak dan Bundo Kanduang, Cendikia, Alim ulama, Kakak dan adik- adik serta kamanakan kami dimanapun berada.
Kecil tidak dipanggil namanya, yang besar tidak dipanggil gelarnya, semoga keberkahan Allah selalu menghampiri kita hendaknya Aamiin
Hari ini ada sebuah peristiwa yang menjadi lambang, lambang yang sangat monumental, yang membuktikan bahwa kita sama- sama memiliki Nagari ini. Kita saling terikat oleh Nagari ini, jarak bukan lah kendala, perantau kita tersebar dimana mana. Kita mampu membuktikan bahwa dengan bersama-sama kita bisa. Ini baru permulaan, kedepan akan banyak lagi hal-hal yang bisa kita persamakan demi majunya Nagari yang kita cintai ini, semoga kita selalu menjadi bagian dari solusi.
Kita patut berbangga.. karena ditakdirkan menjadi bagian dari sejarah.. sejarah yang membuktikan kita adalah Nagari besar.. salah satu Nagari tua di Minangkabau.. yang Anak-anaknya bisa mewarnai diberbagai bidang.. mulai dari level Nagari, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan ditingkat pusat.. dari Kepala Pemerintahan, birokrat, Ulama, Cendikiawan, politisi, militer, kepolisian, pengusaha, perniagaan, dan banyak lagi profesi profesi membanggakan lainnya.. ini adalah hal yang jelas membuat kami lebih percaya diri dalam menjalankan amanah, semua kita selalu siap mendukung, memberikan sumbang saran, sumbang waktu, sumbang tenaga serta sumbang materi..
Masih ingatkah sebelum Bapak, Amak, Kakak dan Adik sebelum pergi merantau dulu ? Setiap hari kita bersilang pendapat, selalu berkelahi ada ada saja yang jadi penyebabnya. Pulang bapak dan ibu kita dari kebun dan sawah. Saya tidak bisa menyembunyikan Isak tangis saya karena kita siap berkelahi, lantas apakah kita dapat pembelaan dari Beliau? Tidak, kita sama sama dapat marah bahkan sama sama dapat jewer, tidak ada kita yang menang, tetapi kita sama sama kalah.
Tetapi momen itu adalah momen yang paling kita rindukan, saat ini sesekali masih terulang, dinamika hidup kadang membawa kita kepada perselisihan, kami yang lebih kecil tidak takut, karena kami yakin hubungan kita sebagai kakak dan Adik anak nagari jauh lebih berharga dari apapun.Kakak yang lebih besar juga tidak akan mengalah, karena kakak tahu kami masih perlu belajar.
Pulang lah Uda dan Uni, Amak lah bungkuk, Bapak sudah sering sakit pinggang, tetapi masih bisa pergi ke mesjid. Lihatlah kami di kampung kak, berilah kami pelajaran, ilmu pengetahuan, kita jadikan rumah atau Nagari kita yang nyaman dirasakan warganya.
Kami yakin dinamika yang ada tidak akan menjadikan kita bermusuh musuhan, sebagai Anak Nagari Padang Sibusuk tempatnya kita tetap bersatu padu.
Lambang yang monumental itu adalah mobil AMBULANCE atau mobil Jenazahkah namanya, yang jelas itu kita beli bersama-sama, sepakat kita orang dikampung dengan warga yang di rantau, Kita warga Nagari dan perantau sama sama mengumpulkan uang sesuai kemampuan masing masing ternyata semuanya diluar expektasi..
Kita berhasil dengan gemilang.. mobil tersebut sudah ada di kampung kita.. mobil biasa yang sangat indah.. banyak mobil lain yang seperti itu atau bahkan lebih bagus tapi ini lebih istimewa.. karena titik keringat kita semua ada disitu..
Harapan Kita adalah..lanjut Syofyan Hendri da'i kandang Sijunjung itu, mobil ini adalah ide pertama.. jangan sampai menjadi yang terakhir.. kedepan mari kita bersama sama kembali membuat ide-ide besar kita, entah datangnya dari kampuong atau dari warga yang dirantau.
Saat serah terima mobil Ambulance dari Masyarakat ke Pemerintahan Nagari Padang Sibusuk di kantor Wali Nagari Padang Sibusuk, selain Wakil Ketua DPRD Sijunjung Syofyan Hendri, S.Pdi juga hadir anggota DPRD Yusnidarti dan Delfirman, Camat Kupitan Adri, S.Pt., Wali Nagari Aprizaldi, SP. Ketua MUI Kabupaten Sijunjung Syukri Rahmad, LC.MH., Ketua KAN Hasmizon, SE.M.Si., Ketua BPN Afmiralmon, M.Pd., Bundo Kandung, Tokoh masyarakat dan warga Padang Sibusuk.
"Bersama untuk Nagari,
Bersama mambangun Nagari,
Bersama manjaga Nagari," tutup Syofyan politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
#GP | Herman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar