Peternak berkeinginan memiliki mesin Ultra High Temperature (UHT) dan Homoginizer.
Aspirasi itu disampaikan Ketua Koperasi Mersi, Ridwansyah yang juga didengar langsung Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano.
Menanggapi itu, Wagub Audy mengatakan akan meninjau hal itu. "Memang ada beberapa hal yang harus dilengkapi. Contohnya butuh homogenisasi susu dan UHT yang biayanya cukup tinggi. Nanti kolabarasilah dengan Pak Wali di Padang Panjang. Di Provinsi sudah ada UHT, nanti kita lihat, bisa tidak ditempatkan di Padang Panjang," katanya.
Audy juga mengakui Padang Panjang sebagai pionir usaha sapi perah di Sumbar sejak 1981 silam. "Ternyata sejarahnya, tahun 1981 sapi perah mulai masuk di Sumbar. Jadi memang pionir sapi perah di Sumbar yaitu di Padang Panjang," ujarnya.
Sementara itu, Wako Fadly mengapresiasi kunjungan Wagub Audy. "Mudah-mudahan aspirasi dari peternak kita, di antaranya homogenisasi susu, packagingnya, mesin UHT-nya, bisa dibantu Pemerintah Provinsi. Sehingga produk susu Kota Padang Panjang bisa kita pasarkan jauh lebih besar dari yang sekarang. Bisa sampai nasional mungkin, " ungkapnya.
Sedangkan Ridwansyah menjelaskan, produksi susu sapi mencapai 400 liter/hari dari 25 peternak susu sapi yang tergabung dalam koperasi ini. Konsumennya dari berbagai daerah di Sumbar.
"Kita sudah sampai ke Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Dharmasraya, Sijunjung dan daerah lain di Sumbar termasuk di luar provinsi seperti Jambi dan Riau," ujarnya.
Dari kunjungan Wagub Audy dan Wako Fadly, Ridwansyah menyampaikan harapan agar Padang Panjang menjadi sentra pengolahan susu, dan pengembangan sapi perah. "Kalau bisa memang terfokus ke Padang Panjang. Karena memang Padang Panjang pionir Sapi perah sejak 1981. Kalau bisa ada industri susu di sini, susu UHT, susu homogenizer. Bisa jadi ke depannya Padang Panjang jadi pusat pengolahan susu. Itu harapan kita," pungkasnya.
#GP | DF | Harris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar