“RSUD harus tetap melakukan pelayanan yang terbaik terhadap penanganan Covid-19, maupun pelayanan pasien non Covid-19. Kita ketahui, Covid-19 ini belum berakhir,” katanya saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (02/06/2021).
Dikatakannya, selain perhatian terhadap angka kematian Covid-19, pihaknya juga concern terhadap dengan angka kematian non Covid-19. Untuk itu, RSUD saat ini melakukan langkah-langkah zonasi ulang.
Kemudian, emergency disentralisasikan menjadi satu kesatuan guna mengurangi infeksi serta mengurangi ketakutan pasien berkunjung ke RSUD akibat Covid-19. Lalu menurunkan kematian di IGD.
Selanjutnya, sebut Lila, RSUD meningkatkan sarana prasarana, memenuhi ketersediaan obat dan bahan habis pakai. Melapangkan ruang tunggu, Memperbaiki manajemen Pemesanan obat dan menajemen logistik obat.
“Perbaikan dilakukan secara optimal agar obat yang sudah mulai kosong bisa terpenuhi, begitu juga dengan bahan habis pakai,” ujarnya.
Seterusnya, meningkatkan kapasitas SDM melalui evaluasi, peningkatan keharmonisan antar pegawai melalui proposional jasa pelayanan, serta menyusun perencanaan peningkatan kapasitas melalui pelatihan internal “house training” atau pembinaan yang dilakukan rumah sakit.
Lebih lanjut, terang Lila, upaya peningkatan kunjungan, baik rawat jalan maupun rawat inap. “Dalam waktu lebih kurang tiga bulan, peningkatan terhadap rawat jalan, rawat inap dan pendapatan, serta penurunan angka kematian di IGD, sudah mulai terlihat dengan baik. Kami akan terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan dan membutuhkan dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat,” tuturnya.
Adapun terkait pemenuhan kebutuhan obat-obatan, RSUD berupaya tetap tersedia. “Jika obat kosong lantaran perubahan sistem di e-Catalog dan sebagainya, maka RSUD melakukan beberapa langkah yaitu peminjaman kepada rumah sakit lain, melakukan pembelian langsung, mengganti obat tersebut atas persetujuan dokter spesialis dengan khasiat yang sama tapi merek yang berbeda,” pungkasnya.
#GP | DF | HRS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar