JAKARTA.GP- Pemerintah terus mengoptimalkan penanganan pandemi Covid-19 dengan menggencarkan vaksinasi Covid-19 demi terciptanya kekebalan direktif. Kendati demikian, masyarakat pun diimbau untuk tetap mematuhi Prokes 5M mengingat belum semua orang mendapatkan vaksin Covid-19.
Pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian masyarakat luas, baik dalam negeri maupun dunia Internasional.
Berbagai bidang perlahan-lahan mulai berbenah, terutama masalah Kesehatan melalui program vaksinasi.
Pro kontra terkait efektifitas program vaksinasi Covid-19, mengisi diskusi di ruang-ruang publik. Pro kontra tersebut muncul akibat bias informasi dan juga maraknya info hoax yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dr. Ir. Penny K Lukito beberapa waktu lalu, Efikasi Vaksin Sinovac yang digunakan pemerintah pada Tahap I sebesar 65,3 %. Hal tersebut berdasarkan Hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinik di Bandung dan menunjukkan efek vaksin sebesar 65,3 %. Artinya jika dikalkulasikan secara matematis potensi masyarakat yang sudah divaksin bisa tertular Covid-19 adalah 35%.
Dengan demikian, masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi masih berpotensi untuk tertular Covid-19, sehingga harus tetap menerapkan protokol Kesehatan.
Kemudian, dalam kalkulasi efektifikas program vaksinasi dalam menyelesaikan pandemic covid-19 perlu dikaji capaian program vaksin terhadap jumlah masyarakat yang potensi/rentan terhadap penularan covid-19.
Hal ini diperlukan dalam upaya pembentukan herd immunity. Capaian vaksinasi covid-19 dalam upaya membangun herd immunity tidak harus mencapai 100 %, karena cukup 70 % sasaran vaksinasi terhadap masyarakat maka cukup untuk membuat virus covid-19 stres dalam perkembangbiakannya.
Hal tersebut disampaikan oleh ahli bioteknologi dari Universitas Putra Malaysia yaitu Assoc. Prof. Bimo Ario Tejo, PhD seperti dikutip di medsos kemarin.
Menurut Prof. Riyanto dalam acara diskusi bertajuk Ada Apa Dengan Vaksin?” pada Minggu (7 Februari 2021).
Bimo Ario juga menjelaskan bahwa, syarat terjadinya herd immunity adalah apabila angka efikasi vaksin dan jumlah rakyat yang mau divaksin cukup tinggi. “Apabila angka efikasi vaksin terlalu rendah, maka jumlah rakyat yang divaksin harus tinggi, dan juga kebalikannya, apabila angka efikasi vaksin tinggi, maka jumlah rakyat yang divaksin bisa lebih rendah,” Bimo Ario menekankan.
Sementara itu, Vaksinasi Covid-19 sudah mulai bergulir tapi penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor. Setelah mendapat vaksin bukan berarti otomatis kebal terhadap virus tersebut dan tidak akan tertular. Banyak ahli menilai protokol yang harus dilakukan tidak cukup hanya menerapkan 3M tetapi harus ditingkatkan menjadi 5M. Harus ada dua lagi tambahan yang wajib dilakukan yakni menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas (2M).
Sementara Aestika Oryzaa Gunarto, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menilai, protokol 2M tersebut sebenarnya bukan hal yang baru. Hal itu sudah sering ditekankan oleh pengambil kebijakan guna mencegah penyebaran Covid-19 sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. "Protokol 2M ini sangat memungkinkan untuk diterapkan," ujarnya.
Dia sendiri sudah jauh mengurangi intensitas kegiatan dengan mobilitas tinggi dan menjauhi kerumunan atau tempat ramai juga sudah dilakukan semenjak Covid-19 pertama kali merebak tahun lalu sampai saat ini.
Menurut Aest, mengurangi mobilitas bukan berarti tidak dapat beraktivitas dan tidak produktif. Sekarang sudah banyak kantor yang menerapkan work from home (WFH) dan mereka bisa tetap produktif walaupun kerja dari rumah. Terlebih saat ini sudah banyak tersedia platform digital untuk berkomunikasi dan bekerja dari manapun. Pelaku usaha juga mulai berinovasi dengan melakukan pemasaran digital, penjualan lewat aplikasi yang dibantu pengiriman barang oleh ride hailing. Meskipun vaksinasi sudah mulai berjalan, Aest melihat penerapan protokol kesehatan, termasuk 2M, di lingkungan sekitarnya masih berjalan dengan baik seperti biasanya. "Saya pun tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan untung melindungi diri dan orang di sekitar kita," imbuhnya.
#GP | RED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar